Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tanggapi Kritik DPR, Menkeu Sri Mulyani Beri Penjelasan Soal Asumsi Makro

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengoreksi kesalahpahaman anggota Badan Anggaran (Banggar) DPR RI terkait asumsi makro APBN 2018.
Menteri Keuangan Sri Mulyani (kedua kanan) didampingi Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (kedua kiri), Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso (kiri), dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamim Simpanan (LPS) Halim Alamsyah memberikan paparan saat konferensi pers, di Jakarta, Selasa (30/7/2019)./Bisnis-Himawan L Nugraha
Menteri Keuangan Sri Mulyani (kedua kanan) didampingi Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (kedua kiri), Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso (kiri), dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamim Simpanan (LPS) Halim Alamsyah memberikan paparan saat konferensi pers, di Jakarta, Selasa (30/7/2019)./Bisnis-Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA–Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengoreksi kesalahpahaman anggota Badan Anggaran (Banggar) DPR RI terkait asumsi makro APBN 2018.

Wakil Ketua Banggar DPR RI Said Abdullah dalam pembacaan hasil rapat internal Banggar menyatakan bahwa dalam pelaksanaan APBN 2018, pemerintah masih belum dapat mencapai target asumsi makro 2018.

Tertuang dalam dokumen yang diperoleh Bisnis.com, asumsi makro yang dimaksud antara lain pertumbuhan ekonomi sebesar 5,17% yang masih di bawah target 5,4%.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang pada 2018 mencapai Rp14.247 per dolar AS menurut Banggar justru lebih lemah dari asumsi makro yang dipatok sebesar Rp13.400 per dolar AS.

"Mungkin kata -kata target itu tidak sepenuhnya tepat karena asumsi bukan target. Itu adalah assessment terhadap lingkungan yang diasumsikan akan terjadi sebagai basis penghitungan APBN," ujar Sri menanggapi penilaian Banggar, Senin (19/8/2019).

Sri Mulyani menerangkan bahwa asumsi makro merupakan penilaian pemerintah terhadap potensi-potensi yang mungkin terjadi pada 2018 dan menjadi basis penghitungan APBN.

"Kami menyampaikan ini karena ada beberapa hal yang secara substansif bisa sangat conflicting," lanjutnya.

Sri Mulyani mencontohkan terkait nilai tukar rupiah yang memang dibuat mengambang dan fleksibel mengikuti perkembangan perekonomian, bukan ditarget untuk terus menguat dari tahun ke tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhamad Wildan
Editor : Achmad Aris

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper