Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sekjen DEN : Uji Jalan B30 Bisa Dipercepat

Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional (DEN) Djoko Siswanto mengharapkan uji jalan atau road test biodiesel dengan kadar bahan bakar nabati 30 persen (B30) bisa dipercepat dari target realisasi Oktober 2019. 
Menteri ESDM Ignasius Jonan menuangkan bahan bakar biodisel 30% atau B30 pada kendaraan yang akan melakukan uji jalan di Halaman Kementerian ESDM, Kamis (13/6/2019)./Bisnis-Ni Putu Eka Wiratmini
Menteri ESDM Ignasius Jonan menuangkan bahan bakar biodisel 30% atau B30 pada kendaraan yang akan melakukan uji jalan di Halaman Kementerian ESDM, Kamis (13/6/2019)./Bisnis-Ni Putu Eka Wiratmini

Bisnis.com, JAKARTA Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional (DEN) Djoko Siswanto mengharapkan uji jalan atau road test biodiesel dengan kadar bahan bakar nabati 30 persen (B30) bisa dipercepat dari target realisasi Oktober 2019. 

Dia mengungkapkan saat ini road test B30 terus dilakukan. Apabila selama pengujian tidak ada kendala, kemungkinan target penyelesaiannya bisa dipercepat, apalagi hingga saat ini belum ada kendala yang ditemukan selama pengujian B30. 

"Tidak ada kendala, mulus-mulus. Target [mandatori B30] Januari, kita selesai [road test] Oktober," katanya, Kamis (15/8/2019). 

Menurutnya, apabila dalam penerapan B30 tidak berhasil, pemerintah setidaknya telah cukup sukses menjalankan B20. Hingga saat ini, serapan terbesar B20 adalah kendaraan, diikuti pembangkit listrik dan industri. 

Pembangkit listrik memang terus mengupayakan serapan bahan bakar nabatinya. Saat ini, pembangkit sudah memanfaatkan B30 sebagai bahan bakar. 

PT PLN (Persero) juga melakukan uji coba pemanfaatan bahan bakar nabati berupa minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) murni pada empat pembangkit. 

Selain itu, Djoko juga mengatakan pihaknya siap mendukung dan mengupayakan semaksimal mungkin arahan presiden untuk menerapkan B50 pada akhir 2020. 

"Kita punya banyak minyak sawit. Sekarang lagi road test, PLN juga sudah pakai B30, itu kan membantu mengurangi impor. Kalau kita bandingin 2018, solar 2019 sudah menurun jauh. Ke depan lebih besar lagi pengurangannya," katanya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper