Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Diminta Segera Atasi Masalah Industri Tekstil

Asosiasi Pertekstilan Indonesia menyatakan ribuan tenaga kerja di sektor tekstil dirumahkan akibat perusahaan tempat mereka bekerja tidak mampu menjual produk ke pasaran.
Pabrik tekstil/duniatex.com
Pabrik tekstil/duniatex.com

Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Pertekstilan Indonesia menyatakan ribuan tenaga kerja di sektor tekstil dirumahkan akibat perusahaan tempat mereka bekerja tidak mampu menjual produk ke pasaran.

Wakil Sekretaris Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jawa Barat Rizal Tanzil mengatakan bahwa saat ini tengah terjadi gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) di industri tekstil Jawa Barat, khususnya di wilayah Bandung Raya.

“Laporan dari anggota kami per Juli kemarin, total sudah 36.000 karyawan yang dirumahkan," ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (12/8/2019).

Pemberhentian tenaga kerja ini sebagai imbas upaya perusahaan untuk bisa bertahan dengan cara menurunkan produksi. Rizal mengatakan banyak perusahaan yang tingkat utilisasinya hanya 30% hingga 40%. Bahkan beberapa sudah ada yang setop produksi seluruhnya, terutama segmen IKM (industri kecil dan menengah).

API Jawa Barat meminta pemerintah segera mengambil tindakan penyelamatan untuk mempertahankan eksistensi sektor tekstil dan produk tekstil (TPT) di Jawa Barat.

Ketua Umum Ikatan Ahli Tekstil Seluruh Indonesia (IKATSI) Suharno Rusdi mengatakan, selain ribuan pekerja yang berharap dapat kembali bekerja di perusahaan-perusahaan yang telah merumahkannya, jutaan lainnya berharap pemerintah segera menyelamatkan industri tekstil dan produk tekstil nasional.

Dia menilai kondisi industri TPT saat ini sedang sekarat, sehingga perlu perhatian pemerintah. Berdasarkan laporan anggota Ikatsi di berbagai daerah, PHK yang terjadi disebabkan setok hasil produksi di perusahaan sudah lebih dari 3 bulan tidak dapat terjual, sehingga banyak perusahaan modal kerjanya tertahan dan tidak dapat membeli bahan baku.

"Barang impor membanjiri pasar, produsen lokal tidak dapat jual, tidak ada pesanan,” kata Harno.

Ikatsi meminta pemerintah segera turun tangan menyelamatkan industri yang berperan sebagai penyerap tenaga kerja dan penghasil devisa bersih bagi negara. “Ada sekitar 3 juta tenaga kerja di sektor tekstil yang harus segera diselamatkan,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper