Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengembangan Manufaktur Butuh Insentif Fiskal

Insentif fiskal dipandang masih menjadi kunci menstimulus pengembangan manufaktur di Indonesia.
Pekerja menyelesaikan pembuatan gitar listrik di pabrik alat musik Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (27/3/2018)./ANTARA-Wahyu Putro A
Pekerja menyelesaikan pembuatan gitar listrik di pabrik alat musik Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (27/3/2018)./ANTARA-Wahyu Putro A

Bisnis.com, JAKARTA -- Insentif fiskal dipandang masih menjadi kunci menstimulus pengembangan manufaktur di Indonesia.

Kepala Pusat Kebijakan Pendapatan Negara Kementerian Keuangan Rofyanto Kurniawan menyatakan bahwa sektor manufaktur makin menarik seiring dengan revisi Tax Holiday pada akhir 2018.

"Dalam regulasi sebelumnya Tax Holiday itu direvisi soal untuk bisa approval perlu rapat antarkementerian dan lembaga atau komite. Sekarang sudah tidak ada," jelas Rofy di Kantor Bank Indonesia, Senin (12/8/2019).

Menurut Rofy, upaya menghilangkan rantai proses verifikasi itu telah memangkas proses. Alhasil investor lebih berminat investasi khususnya di bidang industri.

"Untuk dapatkan tax holiday bisa ajukan ke OSS [Online Single Submission] asal match ada notifikasi ada kepastian di awal nanti ditindaklanjuti dengan SK," ungkapnya.

Asal tahu saja tax holiday tertera dalam kebijakan PMK 35/2018. Aturan tax holiday ini memuat simplifikasi proses dan konten tersebut merupakan evolusi dari dua peraturan sebelumnya yaitu PMK 130/2011 dan PMK 159/2015.

Rofy menjabarkan bahwa sejak 2015 sampai 2018, tax holiday telah memberi persetujuan kepada 27 Wajib Pajak (WP).

Total industri yang telah menerima tax holiday antara lain industri metal, kimia, dan infrastruktur.

Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan, dan Akses Industri Internasional Kementerian Perindustrian, Doddy Rahadi menyatakan bahwa sejumlah insentif fiskal dari pemerintah memberikan dampak bagi pembangunan manufaktur.

Salah satunya yang diharapkan adalah rencana super deduction tax yang akan membantu mendorong kualitas sumber daya manusia (SDM) vokasi.

"Dengan mendapatkan insentif 200% saja dia [investor] itu sudah beruntung," kata Doddy.

Ke depan dengan sinergi antara OSS dan roadmap manufaktur, Doddy berharap bisa mengoptimalisasi kontribusi ekspor manufaktur Indonesia.

Bisnis.com mencatat, Januari 2019 sampai Juni 2019 kontribusi ekspor dari sektor manufaktur mencapai US$60,14 miliar atau 74,88% dari komposisi ekspor nasional US$80,32 miliar.

Tahun sebelumnya total kontribusi industri adalah US$180,21 miliar. Manufaktur berkontribusi 72,18% atau US$130,09 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper