Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Evaluasi Program Hot Deals: Sukseskah Mengerek Kunjungan Wisman?

Program Hot Deals yang telah dilakukan sejak 2017 merupakan program paket wisata yang diberikan Kementerian Pariwisata untuk menarik minat wisatawan mancanegara (wisman) datang ke Indonesia saat low season. 
Suasana di Hotel Inna Grand Bali Beach/Ilustrasi-dok. Inna Grand Bali Beach
Suasana di Hotel Inna Grand Bali Beach/Ilustrasi-dok. Inna Grand Bali Beach

Bisnis.com, JAKARTA -- Kementerian Pariwisata mengklaim program Hot Deals sukses menarik kunjungan wisatawan mancanegara secara signifikan ke Indonesia. 

Untuk diketahui, program Hot Deals yang telah dilakukan sejak 2017 merupakan program paket wisata yang diberikan Kementerian Pariwisata untuk menarik minat wisatawan mancanegara (wisman) datang ke Indonesia saat low season. 

Dengan program Hot Deals ini, wisman mendapatkan  begitu banyak keuntungan karena mendapatkan paket wisata yang murah dengan pelayanan yang prima. 

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kementerian Pariwisata Rizki Handayani mengatakan program Hot Deals telah diadakan sejak 2017 di Kepulauan Riau (Kepri). Tahun lalu, program tersebut melebarkan sayapnya ke Bali dan Jakarta.  Namun, tahun ini hanya diadakan di Kepulauan Riau, setelah sebelumnya dilakukan di Jakarta dan Bali. 

"Tahun ini hanya Kepri saja, untuk Bali dan Jakarta tidak berjalan. Bali dan Jakarta di tahun lalu ada hot deals," ujarnya kepada Bisnis.com, belum lama ini.

Dia mengklaim program Hot Deals mampu menarik para wisman berkunjung saat low season. Hal itu terbukti dari jumlah kunjungan turis mancenegara ke Bali, Jakarta dan Kepri yang diklaim meningkat dalam 3 tahun terakhir.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, kunjungan turis ke Jakarta, Bali, dan Kepri pada 2017 mencapai masing-masing 2,65 juta, 5,69 juta, dan 2,07 juta.  Angka itu lalu meningkat di 2018 masing-masing untuk Jakarta, Bali, dan Kepri mencapai 2,81 juta, 6,07 juta, dan 2,63 juta kunjungan. 

Pada semester I tahun ini, jumlah kunjungan wisatawan ke Bali, Jakarta, dan Kepulauan Riau mencapai 2,3 juta, 1,13 juta dan 1,4 juta kunjungan. 

"Program Hot Deals yang diluncurkan terbukti sukses. Provinsi Kepulauan Riau merasakan hal itu. Lewat hot deal, jumlah kunjungan wisatawan ke Kepri meningkat dan tentu ini berdampak pada target kunjungan setiap tahunnya," katanya. 

Dia menuturkan tahun ini, pemerintah menargetkan 1 juta paket Hot Deals terjual di Kepri dengan target wisman mencapai 1 juta kunjungan. 

Tahun lalu, Kemenpar menjual sebanyak 500.000 paket atau sesuai yang ditargetkan dengan wisman yang datang melalui paket itu sebanyak 688.555 kunjungan wisman ke Kepri.

Adapun wisatawan yang datang ke Kepri melalui Hot Deals pada tahun lalu berasal dari Singapura sebanyak 278.000 wisman, Malaysia sebanyak 35.000 wisman, dan China 28.000 wisman, dan sisanya berasal dari negara lainnya. 

Pada 2017, Kemenpar menjual paket 105.000 paket dengan kedatangan wisman yang mencapai 235.450 kunjungan ke Kepri melalui paket hot deals itu. 

Menurutnya, keberhasilan program Hot Deals yang ada di Kepri karena kerja sama antara pemerintah pusat, daerah, dan para pelaku usaha. 

"Industri pariwisata di Kepri sangat bersemangat dalam program Hot Deals ini, terlebih karena Singapura dekat juga dengan Kepri," ucap Rizki. 

TAK SUKSES

Sementara itu, Ketua Visit Wonderful Indonesia (ViWi) Hariyadi Sukamdani menuturkan program Hot Deals tak berjalan sukses. Hal itu terlihat pada tahun ini, program Hot Deals di Jakarta dan Bali tak lagi berjalan. 

"Pada tahun lalu, program Hot Deals di Jakarta dan Bali ditargetkan mendatangkan 2,5 juta wisman tetapi tak tercapai. Kemenpar yang mengklaim program ini sukses di Kepri," tuturnya.

Menurutnya, ketidakberhasilan pemerintah karena program Hot Deals berjalan sendiri-sendiri antara kemenpar dan pelaku usaha. 

Oleh karena itu, memang program Hot Deals ini perlu ada koordinasi antara pemerintah dan pelaku usaha sehingga target kunjungan wisman dapat tercapai. 

Selama ini, ketidakcapaian kunjungan wisman dalam beberapa tahun terakhir karena tak ada koordinasi untuk merangkul para pengusaha. 

"Pada jalan sendiri-sendiri," kata Hariyadi.

Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Pariwisata Indonesia (ICPI) Azril Azhari berpendapat program Hot Deals ini belum dapat menjaring wisman ke Tanah Air. Hal itu dikarenakan tidak berjalannya program Hot Deals di Jakarta dan Bali. 

"Dilihat saja di Kepri tahun lalu, hanya dapat menjaring 680.000an wisman dari realisasi kunjungan wisman tahun lalu capai 15,8 juta," ujarnya. 

Menurutnya, pemerintah perlu melakukan evaluasi mengapa program Hot Deals tak dapat diterapkan di wilayah Bali dan Jakarta. Dia menilai, Kepri tanpa program hot deals pun mampu menarik banyak wisman berkunjung ke wilayah itu. 

"Bali dan Jakarta mengapa tak bisa diterapkan Hot Deals? Tanpa Hot Deals pun, Kepri ini destinasi yang wow di mata wisman selain Bali dan Jakarta. Sebelum ada Hot Deals, 3 destinasi ini yang menjadi sasaran turis," ucapnya. 

Dia menyayangkan Kemenpar masih mengincar jumlah atau kuantitas wisman yang datang ke Indonesia dibandingkan dengan kualitas atau spending wisman yang dihasilkan sehingga berdampak pada masyarakat luas. 

"Hot Deals, paket diskon atau paket murah wisman agar mereka tertarik ke Indonesia tetapi bagaimana spendingnya mereka dan dampaknya ke Indonesia, kecil kan. Ini perlu dikaji apa benar hot deals ini perlu," tutur Azril. 

Terpisah, Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Didien Djunaedy berpendapat Hot Deals dapat menjadi siasat yang digunakan untuk tetap dapat menarik wisman ke Indonesia di saat low season. 

"Hot Deals ini jangan hanya di Kepri tetapi juga diadakan di destinasi lain agar tersebar," ujarnya. 

Menurutnya agar bisa berjalan, program Hot Deals ini, pemerintah perlu bersinergi dengan pelaku usaha secara nasional maupun lokal. 

"Sangat disayangkan hanya Kepri saja yang bisa tetapi daerah lain tidak," kata Didien. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper