Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produk Manufaktur Masih Dominasi Ekspor Nasional

Produk manufaktur mendominasi ekspor nasional sepanjang semester I/2019 dengan memberikan kontribusi sebesar 74,88%.
ilustrasi /Bisnis-Muhammad Khadafi
ilustrasi /Bisnis-Muhammad Khadafi

Bisnis.com, JAKARTA — Produk manufaktur mendominasi ekspor nasional sepanjang semester I/2019 dengan memberikan kontribusi sebesar 74,88%.

Nilai ekspor industri manufaktur tercatat senilai US$60,14 miliar, sedangkan ekspor nasional senilai US$80,31 miliar.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan selama ini industri manufaktur memberikan kontribusi paling besar terhadap capaian nilai ekspor nasional dibandingkan sektor lain. “Hal ini sekaligus menandakan bahwa produk manufaktur nasional telah berkualitas sehingga mampu kompetitif dan diterima di kancah internasional,” ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (8/8/2019).

Adapun tiga sektor yang menyetor paling besar terhadap nilai ekspor nasional pada semester I/2019, yaitu industri makanan sebesar US$12,36 miliar, industri logam dasar US$8,14 miliar, serta industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia senilai US$6,37 miliar.

Sektor lainnya yang turut menyumbang signifikan, di antaranya industri pakaian jadi senilai US$4,06 miliar, industri kertas dan barang dari kertas senilai US$3,55 miliar, serta industri karet, barang dari karet dan plastik senilai US$3,48 miliar.

Kementerian Perindustrian terus mendorong sektor manufaktur lebih gencar mengisi pasar global. Peningkatan ekspor dengan mengoptimalkan utilisasi industri dan memperluas pasar luar negeri dinilai menjadi salah satu solusi untuk mengatasi persoalan defisit neraca perdagangan.

“Pemerintah sedang memprioritaskan peningkatan nilai investasi dan ekspor dari sektor industri guna memperbaiki struktur perekonomian nasional saat ini. Dua faktor tersebut, menjadi kunci untuk memacu daya saing Indonesia di tingkat regional maupun global,” katanya.

Airlangga menuturkan melalui capaian ekspor sepanjang semester I/2019 tersebut, industri manufaktur berperan penting sebagai penggerak utama perekonomian. Pemerintah pun fokus memacu kinerja industri padat karya berorientasi ekspor. Di samping itu juga mendorong tumbuhnya industri penghasil substitusi bahan baku impor. Hal ini sejalan dengan program prioritas Making Indonesia 4.0.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper