Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menko Darmin Tak Ambil Pusing Soal Perang Mata Uang

Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution tidak ambil pusing dengan langkah China yang membiarkan mata uangnya yakni yuan melemah.
Menko Perekonomian Darmin Nasution (tengah) bersama Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi  (kiri) dan Komisaris Utama PT Garuda Indonesia Tbk Sahala Lumban Gaol, usai menyampaikan keterangan terkait penurunan harga tiket pesawat, di Jakarta, Kamis (20/6/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Menko Perekonomian Darmin Nasution (tengah) bersama Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (kiri) dan Komisaris Utama PT Garuda Indonesia Tbk Sahala Lumban Gaol, usai menyampaikan keterangan terkait penurunan harga tiket pesawat, di Jakarta, Kamis (20/6/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA– Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution tidak ambil pusing dengan langkah China yang membiarkan mata uangnya yakni yuan melemah.

"Ya namanya lagi perang dagang ya masing-masing bikin kebijakan sendiri," kata Darmin, Selasa (6/8/2019).

Menurut Darmin, langkah China tersebut merupakan bentuk retaliasi terhadap AS yang berencana mengenakan tarif 10% pada impor China senilai US$300 miliar pada 1 September 2019.

Darmin mengatakan yang menjadi kepentingan China adalah tetap menjaga harga barang ekspornya murah sehingga dampak dari tarif yang dikenakan oleh AS tidak besar.

Lebih lanjut, Darmin menekankan bahwa yang menjadi masalah dari pelemahan yuan adalah banyaknya mata uang negara lain yang berbondong-bondong melemahkan mata uangnya.

Meski demikian, Darmin mengatakan pihaknya masih belum mengetahui pola dari pelemahan mata uang dan keberlanjutan dari tren perlemahan ini.

"Kalau enggak menguat menguat mau ngarep dari mana? Ini bukan karena fluktuasi, jadi ada adjustment-nya tapi seberapa jauh ya tergantung negara masing-masing," katanya.

Namun, Darmin enggan menegaskan apakah pelemahan yuan dan mata uang lain berdampak pada pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II/2019 dan ke depannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhamad Wildan
Editor : Achmad Aris

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper