Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemenperin : Semester II/2019 Akan Masuk Banyak Investasi

Kemenperin menyatakan peningkatan kapasitas produksi maupun diversifikasi produk oleh pelaku industri pada semester II/2019 akan meningkat.
Ilustrasi perakitan mobil./Bloomberg-Dimas Ardian
Ilustrasi perakitan mobil./Bloomberg-Dimas Ardian

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan peningkatan kapasitas produksi maupun diversifikasi produk oleh pelaku industri pada semester II/2019 akan meningkat.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menilai kondisi perekonomian nasional saat ini merupakan saat yang tepat untuk melakukan ekspansi. Dia mengatakan kelima sektor industri prioritas dalam program Making Indonesia 4.0 yakni makanan dan minuman, tekstil, alas kaki, kimia dasar, dan otomotif, akan melakukan ekspansi pada semester II/2019.

“Indonesia memprioritaskan investasi sebagai salah satu strategi kunci untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia. Kami sudah memberikan prioritas dan pemerintah sudah punya banyak insentif. Maka, tentu harapannya investasi akan semakin masuk,” ujarnya, Rabu (31/7/2019).

Kementerian, ujarnya, menitikberatkan masuknya investasi agar dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru dan menciptakan multiplier effect.

Dalam 2 minggu terakhir, ujarnya, telah ada beberapa komitmen investasi yang masuk ke dalam pipeline seperti investasi ke industri petrokimia dari Uni Emirate Arab dengan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. senilai US$2,5 miliar, kerja sama pembangunan kluster petrokimia baru di Balongan, Indramayu antara PT Pertamina dengan CPC Corporation asal Taiwan senilai US$8 miliar.

Ada pula produsen otomotif yang telah berkomitmen untuk berinvestasi di dalam negeri dan mengalokasikan 40% dari total produksi untuk pasar global.

Selain itu, PT Panasonic Manufacturing Indonesia (PMI) akan menambah kapasitas untuk mengejar target produksi 10 juta unit pendingin raungan pada 2039. Selain itu, PMI akan memproduksi dan mengekspor pendingin ruangan berkapasitas besar hasil relokasi lini bisnis dari Malaysia pada akhir tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Andi M. Arief
Editor : Galih Kurniawan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper