Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Optimalisasi Muatan Balik Tol Laut Bergantung Dua Hal Ini

Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Wisnu Handoko mengatakan muatan balik berkaitan erat dengan kemajuan produksi atau perindustrian daerah setempat. Selain itu, antar wilayah juga bisa saling mengirimkan barang produksi sebagai fungsi komplementer.
Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Wisnu Handoko (kanan) saat memaparkan evaluasi pelaksanaan program tol laut dan kapal perintis di Ambon, Selasa (30/7/2019)./Bisnis-Rio Sandy Pradana
Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Wisnu Handoko (kanan) saat memaparkan evaluasi pelaksanaan program tol laut dan kapal perintis di Ambon, Selasa (30/7/2019)./Bisnis-Rio Sandy Pradana

Bisnis.com, AMBON – Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub menilai peningkatan muatan balik dalam program tol laut bergantung pada perkembangan produksi daerah setempat dan peran serta kementerian terkait lain.

Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Wisnu Handoko mengatakan muatan balik berkaitan erat dengan kemajuan produksi atau perindustrian daerah setempat. Selain itu, antar wilayah juga bisa saling mengirimkan barang produksi sebagai fungsi komplementer.

“Tanpa ada kemajuan produksi dan industri, muatan balik akan tetap rendah. Tidak bisa menyalahkan Kemenhub, karena fungsi kami hanya menyediakan sarana dan prasarana,” kata Wisnu, Selasa (30/7/2019).

Dia menambahkan fungsi lain dari tol laut adalah menstimulasi perekonomian serta membantu memasok kebutuhan pokok suatu daerah. Pasokan kebutuhan juga bisa didatangkan antar daerah yang termasuk rute tol laut agar muatan balik bisa terisi.

Di sisi lain, pihaknya juga tidak memiliki kewenangan untuk menyediakan atau meningkatkan kemampuan produksi suatu daerah. Hal tersebut merupakan tugas dari kementerian terkait lain.

Berdasarkan data Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Laut Ditjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan, volume muatan berangkat tol laut selama semester I/2019 tercatat 2.276 TEUs. Namun, volume muatan balik hanya 191 TEUs.

Sebagai contoh, di trayek H-1 (Tanjung Perak-Makassar-Bitung-Tidore-Tanjung Perak) dan T-10 (Tidore-Morotai-Buli-Maba-P. Gebe-Tidore yang merupakan feeder trayek H-10, volume muatan berangkat 420 TEUs, tetapi muatan baliknya 90 TEUs. Rute ini dioperasikan oleh PT Pelni (Persero).

Di rute H-3 (Tanjung Perak-Tenau-Saumlaki-Dobo-Tanjung Perak) yang dioperasikan PT Mentari Sejati Perkasa (Mentari Lines), muatan berangkat mencapai 510 TEUs, tetapi muatan baliknya hanya 10 TEUs.

Adapun di rute H-4 (Tanjung Perak-Makassar-Kendari-Tanjung Perak-) yang dilayani PT Djakarta Lloyd (Persero), volume muatan berangkat 60 TEUs, sedangkan muatan baliknya 10 TEUs.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper