Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tingkatkan Pemanfaatan Teknologi, Petani Tebu Butuh Dukungan Pemerintah

DPN Andalan Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) menilai pemanfaatan teknologi diperlukan untuk meningkatkan produktivitas gula. Dukungan pemerintah pun sangat dibutuhkan.
Salah satu pedagang gula dipasar tradisional sedang mengemasi gula pasir untuk dijual kembali / Arief Rahman
Salah satu pedagang gula dipasar tradisional sedang mengemasi gula pasir untuk dijual kembali / Arief Rahman

Bisnis.com, JAKARTA--DPN Andalan Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) menilai pemanfaatan teknologi diperlukan untuk meningkatkan produktivitas gula. Dukungan pemerintah pun sangat dibutuhkan.

Ketua Umum DPN APTRI Soemitro Samadikoen mengatakan kemajuan teknologi yang tengah terjadi berpengaruh pada perekonomian, termasuk petani dalam kegiatan bertaninya. Dia menyatakan pihaknya harus siap untuk beradaptasi.

Soemitro mengakui bahwa penurunan produksi gula tak lepas dari kurangnya pemanfaatan teknologi. Dia berharap penerapan teknologi sensor kondisi tanah dapat didorong oleh pemerintah karena petani tak mampu merealisasikannya sendiri.

"Sensor GPS harus mampu menunjukkan karakteristik tanah, bagaimana kondisi airnya, apa kandungan kimianya. Dengan demikian, dapat diketahui jenis pupuk yang sesuai dengan kebutuhan tanah. Sekarang belum terjadi," katanya, Rabu (24/7/2019).

Selain itu, dia tak memungkiri bahwa keberlangsungan usaha perkebunan tebu Indonesia masih menghadapi sejumlah masalah, salah satunya kondisi lahan tebu yang sebagian besar berada di Pulau Jawa yang sulit dimasuki alat-alat mekanik.

"Lahan-lahan tebu milik petani ini kenyataannya tidak menyatu. Misalnya di satu kawasan tidak luas, hanya 10 hektare, tapi tersebar di 10 tempat," tuturnya.

Adapun PT Kebun Tebu Mas (KTM) yang beroperasi di Lamongan, Jawa Timur, merupakan salah satu perusahaan gula yang telah menerapkan pemanfaatan teknologi dalam keberlangsungan transaksi dengan petani tebu rakyat.

"Kami mengedepankan transparansi dan kecepatan transaksi dengan petani. Pengukuran rendemen dilakukan dengan teknologi secara transparan, tidak ada campur tangan manusia. Petani menjadi memiliki minat yang baik dalam menanam tebu karena setiap tebu yang dikirim dianalisis dengan presisi yang tinggi," kata Direktur KTM Adi Prasongko.

Dalam hal pemanfaatan teknologi untuk peningkatan produktivitas, Adi menyatakan langkah yang sejauh ini dilakukan perusahaan adalah dengan melakukan pembinaan petani dalam pembuatan pupuk dan distribusi pupuk. Untuk implementasi seperti yang diharapkan petani, soal sensor kualitas tanah, Adi mengungkapkan perusahaan belum menerapkannya sampai tahap tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper