Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Food Station Masuk Bisnis E-commerce, Kendalikan Harga Beras di DKI

PT Food Station Tjipinang Jaya, pengelola Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), mulai merambah pemasaran via platform dagang-el guna memperluas pangsa pasar beras.
Pekerja memikul karung beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur, Jumat (19/1)./ANTARA-Sigid Kurniawan
Pekerja memikul karung beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur, Jumat (19/1)./ANTARA-Sigid Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA — PT Food Station Tjipinang Jaya, pengelola Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), mulai merambah pemasaran via platform dagang-el guna memperluas pangsa pasar beras.

Direktur Utama Food Station Arief Prasetyo Adi menjelaskan, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) itu bertujuan untuk menjaga stabilitas harga beras di tingkat konsumen dengan cara merambah e-commerce.

“Food Station mengusung brand FS, kini beras FS selain ada di ritel modern, juga terdapat di e-commerce, seperti Blibli, Lazada, Bukalapak serta Elevania," ujarnya, belum lama ini, seperti dikutip dari Antara.

Dia menjelaskan, platform dagang-el menambah kemudahan distribusi beras ke masyarakat, sehingga turut menjaga stabilitas harga yang akhirnya turut berkontribusi menjaga inflasi, terutama di wilayah DKI Jakarta.

"Kontribusi penjualan melalui e-commerce memang relatif masih kecil, tetapi cukup membantu," ujarnya lagi.

Guna memperkuat pasokan, Food Station menggandeng gabungan kelompok tani (gapoktan), koperasi tani, dan penggilingan padi. "Kebanyakan dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, dan Sulawesi Selatan," kata Arief.

Perseroan juga memiliki dua unit mesin pengolah beras, sehingga turut menambah kapasitas produksi lebih tinggi. Pada tahun ini, kapasitas produksi yang dihasilkan perusahaan 10.000 ton per bulan.

Selain komoditas beras, sebut Arief, Food Station memiliki portofolio komoditas lain, yakni minyak goreng, gula pasir, telur ayam, ikan kembung, bawang putih, tepung terigu dan susu UHT.

Dia menambahkan, bisnis inti perusahaan tetap pada komoditas beras. Namun, pihaknya juga mengembangkan produk lain yang kontribusinya terhadap inflasi cukup besar.

"Portofolio komoditas itu cukup strategis, dibutuhkan banyak orang dan mempengaruhi pergerakan inflasi," katanya pula.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper