Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mendag Enggartiasto Studi Banding Pasar Rakyat di China, Ini Hasilnya

Menteri Perdagangan Indonesia Enggartiasto Lukita menilai, konsep pasar rakyat yang ada di China dapat menjadi contoh bagi pemerintah Indonesia untuk mengembangkan sektor serupa di Tanah Air.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menjawab pertanyaan wartawan seusai Pembahasan Rancangan Undang-Undang (RUU) Nomor 5 Tahun 1999 mengenai Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Tidak Sehat di Jakarta, Selasa (10/7/2018)./JIBI-Dwi Prasetya
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menjawab pertanyaan wartawan seusai Pembahasan Rancangan Undang-Undang (RUU) Nomor 5 Tahun 1999 mengenai Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Tidak Sehat di Jakarta, Selasa (10/7/2018)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Perdagangan Indonesia Enggartiasto Lukita menilai, konsep pasar rakyat yang ada di China dapat menjadi contoh bagi pemerintah Indonesia untuk mengembangkan sektor serupa di Tanah Air.

Dalam rangkaian kunjungan kerjanya di China, Mendag Enggar melihat konsep pasar induk yang terintegrasi dengan baik dapat memperpendek mata rantai distribusi produk-produk pertanian dan peternakan yang menguntungkan petani dan peternak.

Hal itu diperolehnya ketika berkunjung ke Xinfadi International Exhibition Center of Agricultural Products di Beijing, pekan lalu.

“Kami melakukan tinjauan dan studi ini dengan maksud agar pengembangan pasar rakyat di Indonesia dapat dilakukan secara tepat sasaran sesuai kepentingan rakyat, termasuk para petani dan peternak di seluruh Indonesia,” jelas Enggartiasto, seperti dikutip dari keterangan resminya, Senin (22/7/2019).

Dia mengaku, mendapatkan  tawaran kerja sama dengan China untuk membangun pasar rakyat di Indonesia. Namun, menurutnya, pemerintah  akan mempelajari terlebih dahulu konsep pasar yang ada di China, seperti sistem pengelolaan, pembagian zonasi, dan lain-lain. 

“Bahkan, pasar-pasar di China juga sudah menjual produknya secara daring,” lanjutnya .

Hal menarik lainnya, menurut Enggartiasto, pemotongan hewan ternak di China dilakukan di rumah potong hewan (RPH) yang sudah terakreditasi. Di sisi lain, suplai dari masing masing RPH juga sudah tercatat jumlahnya sehingga pengendalian harga bisa lebih mudah dimonitor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper