Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemenperin Harapkan Sektor Elektronika Lebih Berperan

Kementerian Perindustrian berharap kontribusi industri elektronika dapat ditingkatkan agar lebih berperan sebagai penghasil devisa yang signifikan.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto memberikan sambutan pada Peresmian Pelepasan Kontainer Ekspor Ke-3000 dengan tujuan ke negara-negara Eropa, serta Penyerahan Sertifikat Pelatihan Vokasi Mekatronik dari German Indonesian Chamber of Commerce & Industry (Ekonid) untuk PT Bayer Indonesia dan Siswa SMK di Depok, Jawa Barat, 27 Maret 2019. /KEMENPERIN
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto memberikan sambutan pada Peresmian Pelepasan Kontainer Ekspor Ke-3000 dengan tujuan ke negara-negara Eropa, serta Penyerahan Sertifikat Pelatihan Vokasi Mekatronik dari German Indonesian Chamber of Commerce & Industry (Ekonid) untuk PT Bayer Indonesia dan Siswa SMK di Depok, Jawa Barat, 27 Maret 2019. /KEMENPERIN

Bisnis.com, JAKARTA--Kementerian Perindustrian berharap kontribusi industri elektronika dapat ditingkatkan agar lebih berperan sebagai penghasil devisa yang signifikan.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto mengatakan pengembangannya harus lebih didorong agar dapat menghasilkan devisa negara. Selain itu, ke depannya sektor ini menjadi industri yang sepenuhnya berbasis dalam negeri.

Menurutnya, salah satu investor industri elektonik yang telah menyatakan minatnya bakal menggelontorkan dananya di Indonesia, yaitu Compal Group. 

“Compal adalah salah satu produsen produk Apple seperti iPad dan iWatch yang akan masuk ke Indonesia,” katanya, dalam keterangan resmi yang diunggah di laman Kemenperin, Sabtu (20/7/2019).

Airlangga menambahkan, Compal sedang mencari lokasi baru untuk basis produksinya. Salah satu lokasi yang dibidiknya adalah Indonesia. 

Menperin pun menyambut baik rencana investasi dari Compal Group tersebut. 

“Dengan adanya fasilitas insentif tax holidayyang kami tawarkan, mereka sangat tertarik untuk berinvestasi di Indonesia,” ujarnya.

Saat ini, Compal memproduksi beragam produk elektronik dan sudah punya pasar yang besar. Selain menjadi  produsen iPad, Apple Watch, Compal juga produsen dari hampir semua mini notebook.

Dalam perkembangannya, Compal Group menjadi perusahaan manufaktur produk 5C seperti notebook computers, tablets, wearable devices, dan smartphones. Selain itu mereka berupaya mengintegrasikan produknya menjadi aplikasi IoT untuk menciptakan smart house, smart car, dan smart health care untuk menjadi penyedia solusi yang terbaik.

Pada 2007, mereka memiliki pabrik di Vietnam, kemudian memiliki service center di Polandia dan pabrik di Brasil. Compal telah menyerap tenaga kerja sebanyak 80.000 orang di seluruh dunia. Saat ini, Compal didukung dengan manajemen dan R&D yang solid.

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, Harjanto mengatakan niat Compal untuk mencari lokasi produksi baru karena dampak perang dagang China-AS, sehingga perlu ada diversifikasi pasar. 

“Mereka melihat pasar dalam negeri kita cukup besar. Kalau dia jadi masuk, akan membangun satu klaster dengan vendornya,” ungkapnya.

Untuk memfasilitasi investasi sektor industri yang masuk ke Indonesia, pemerintah terus mengakselerasi sejumlah pembagunan kawasan industri yang terintegrasi dengan infrastruktur penunjang seperti pelabuhan. 

“Hal ini agar bisa cepat untuk suplai bahan bakunya,” ujarnya. Sebab, akan memacu nilai tambah dan daya saing produk dalam negeri agar bisa ekspor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper