Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terdampak Efisiensi Kerja, Konsumsi Listrik Industri Besar Turun

Konsumsi listrik industri besar pada tegangan tinggi dengan daya 30.000 kVA (golongan I-4) di Indonesia mengalami penurunan sebesar 4,58 persen selama semester I/2019 dibanding periode yang sama tahun lalu lantaran diterapkannya sejumlah langkah efisiensi kerja. 
Pekerja mengawasi proses produksi lempengan baja panas di pabrik pembuatan hot rolled coil (HRC) PT Krakatau Steel (Persero) Tbk di Cilegon, Banten, Kamis (7/2/2019)./ANTARA-Asep Fathulrahman
Pekerja mengawasi proses produksi lempengan baja panas di pabrik pembuatan hot rolled coil (HRC) PT Krakatau Steel (Persero) Tbk di Cilegon, Banten, Kamis (7/2/2019)./ANTARA-Asep Fathulrahman

Bisnis.com, JAKARTA -- Konsumsi listrik industri besar pada tegangan tinggi dengan daya 30.000 kVA (golongan I-4) di Indonesia mengalami penurunan sebesar 4,58 persen selama semester I/2019 dibanding periode yang sama tahun lalu lantaran diterapkannya sejumlah langkah efisiensi kerja. 

Penurunan konsumsi terjadi pada beberapa bulan, yakni Mei 2019 dibandingkan periode April 2019 yang turun 12 persen dan pada Juni 2019 dibandingkan Mei 2019 yang juga turun 4 persen. Meskipun mengalami penurunan dalam tiap bulannya, pertumbuhan konsumsi listrik pada Juni 2019 tetap menunjukkan adanya perbaikan dibandingkan bulan sebelumnya. 

Secara total, penjualan listrik ke industri besar I-4 selama semester I/2019 sebesar 8.166 gigawatt hour (GWh). Rata-rata konsumsi untuk Industri besar I-4 pada Juni 2019 adalah sebesar 396.131 kWh/pelanggan/hari, lebih rendah dibandingkan Juni 2018 yang mencapai 426.367 kWh/pelanggan/hari. 

PT PLN (Persero) menilai rendahnya konsumsi listrik tersebut selain karena cuti bersama lebaran, juga disebabkan oleh faktor lainnya. Beberapa Industri masih memanfaatkan stok yang ada untuk memenuhi permintaan. 

Selain itu, industri juga beralih hanya mengolah dari barang setengah jadi karena mengejar cost down (reduksi biaya) dan lebih memilih mengoptimalkan pembangkitnya sendiri karena dinilai lebih murah dibanding tarif PLN. 

Plt. Direktur Utama PLN Djoko Rahardjo Abumanan  mengakui sejumlah gejolak bisnis yang terjadi pada sejumlah industri juga memengaruhi adanya penurunan konsumsi tersebut. Misalnya yang terjadi pada PT Krakatau Steel Tbk. yang tengah menghadapi ketatnya persaingan pasar.

"Industri-industri besar tertekan sehingga melakukan efisiensi. Dengan pertumbuhan ini, PLN pun melakukan merit order," katanya kepada Bisnis, Selasa (16/7/2019). 

Meskipun pertumbuhannya minus, Djoko meyakini akan ada perbaikan. Contohnya, pada golongan tarif industri menengah dengan daya di atas 200 kVA (I-3) yang mampu mencatat pertumbuhan sebesar 6,1 persen pada Juni 2019 dibanding bulan sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper