Bisnis.com, JAKARTA – Ketua Umum Asosiasi IoT Indonesia Teguh Prasetya mengatakan tahun ini adalah saat para pelaku industri untuk mulai memutuskan menggunakan perangkat Internet of Things (IoT) atau tidak.
Pasalnya, sosialisasi dan edukasi mengenai penggunaan dan manfaat perangkat IoT telah dilakukan tahun lalu.
Teguh mengatakan penggunaan perangkat IoT dapat menghasilkan tiga hal. Pertama, kegiatan operasional pabrik akan lebih efisien minimal 5% lebih baik. Menurutnya, para pelaku industri lokal harus mulai menerapkan perangkat IoT agar dapat mengikuti perkembangan pasar.
Kedua, penggunaan perangkat IoT dapat meningkatkan produktivitas. Pabrik dapat berjalan hingga 24 jam jika menggunakan perangkat IoT, sedangkan pabrik konvensional hanya dapat beroperasi maksimal 10 jam per hari.
Ketiga, pendapatan berpotensi meningkat mengingat terjadinya efisiensi pada proses produksi dan biaya operasional.
“Sosialisasi regulasi cukup 2018. Sekarang adalah desicion making time. Sekarang ini penetration time,” tuturnya.
Pada INDI 4.0 2018, nilai komponen teknologi merupakan nilai terendah di antara komponen penilaian lainnya yakni 1,98 dari skala 0—4.
Menurutnya, komponen teknologi pada INDI 4.0 2019 dapat berada menembus nila 2,0. Pasalnya, regulasi mengenai penggunaan perangkat IoT sudah keluar pada tahun ini.
PT Schneider Indonesia (SID) menyatakan teknologi internet of things (IoT) perseroan dapat menekan biaya produksi hingga 85%, sedangkan rata-rata biaya produksi yang bisa ditekan adalah sekitar 30%.
Selain itu, pabrik yang menggunakan IoT dapat menekan biaya reparasi dan produksi masing-masing 75% dan 60%.
Country President Schneider Electric Indonesia Xavier Denoly mengatakan teknologi IoT perseroan telah dipasang sebanyak 500.000 yang menghubungkan 20.000 pengembang perangkat lokal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
