Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tahun Ini, 3 Perusahaan Asing Bakal Perkuat Industri Farmasi Indonesia

Tiga investasi asing untuk industri farmasi terkait dengan proses kualifikasi fasilitas produksi sesuai standar diyakini bakal memperkuat suplai bahan mentah produk obat lokal.
Pekerja farmasi beraktivitas memproduksi obat di pabrik Pfizer Indonesia, Jakarta Timur, Senin (29/4/2019)./ANTARA-Indrianto Eko Suwarso
Pekerja farmasi beraktivitas memproduksi obat di pabrik Pfizer Indonesia, Jakarta Timur, Senin (29/4/2019)./ANTARA-Indrianto Eko Suwarso

Bisnis.com, JAKARTA — Tiga investasi asing untuk industri farmasi terkait dengan proses kualifikasi fasilitas produksi sesuai standar diyakini bakal memperkuat suplai bahan mentah produk obat lokal.

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Lukito mengatakan selama 206—2018 terdapat delapan perusahaan patungan (joint venture) antara perusahaan asing dan domestik yang telah beroperasi di Indonesia.

Pada tahun ini, sebutnya, akan ada tambahan 3 perusahaan patungan, sehingga total terdapat 11 investasi industri farmasi asing di Tanah Ai.r

"Sebanyak 11 industri farmasi beroperasi selain untuk memenuhi kebutuhan bahan baku dan produk kebutuhan obat esensial dalam negeri terkait produk biologi, produk onkologi dan produk hormon, juga untuk diekspor ke mancanegara," ujarnya  di sela-sela Grand Opening PT CKD OTTO Pharmaceuticals di Cikarang, seperti dikutip dari Antara pada Selasa (9/7/2019).

Adapun, delapan perusahaan patungan farmasi asing sepanjang 2016—2018 itu a.l. PT B Braun Medical Indonesia, PT CKD Otto, PT Ethica, PT Kalbio, PT Kimia Farma Sungwun, PT YSP Industries Indonesia, PT Lloyd Pharma dan PT Amarox.

Sementara itu, tiga investasi asing pada 2019 a.l. PT Combiphar Dong A, PT Etana dan PT Sampharindo Retroviral. "Karena itu, produk yang dihasilkan diharapkan tidak hanya menyuplai kebutuhan pasar dalam negeri sejalan dengan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), namun juga mampu menembus pasar global sehingga dapat meningkatkan devisa negara," katanya.

Penny mengatakan tumbuhnya iklim investasi yang positif disertai dengan munculnya industri baru di bidang farmasi dengan teknologi mutakhir tersebut perlu didukung penuh oleh pemerintah Indonesia, termasuk oleh BPOM.

Upaya itu, kata dia, seiring dengan komitmen untuk meningkatkan daya saing industri farmasi dan produk nasional.

"Alhamdulillah, pengembangan iklim berusaha di bidang farmasi terus menunjukkan peningkatan. Hal ini dibuktikan dengan terealisasinya joint venture perusahaan Korea [Selatan] dengan perusahaan farmasi dalam negeri," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper