Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Permintan Baja Lapis Turun pada Semester I/2019

Seperti permintaan barang industri di sektor properti, serapan baja lapis selama semester I tahun ini juga lesu.
Bluescope Indonesia, produsen baja lapis ringan memperkenalkan produknya/Bisnis.com-Dinda Wulandari
Bluescope Indonesia, produsen baja lapis ringan memperkenalkan produknya/Bisnis.com-Dinda Wulandari

Bisnis.com, JAKARTA — Seperti permintaan barang industri di sektor properti, serapan baja lapis selama semester I tahun ini juga lesu.

Henry Setiawan, Ketua Klaster Baja Lapis Aluminium Seng Asosiasi Industri Besi dan Baja Indonesia (the Indonesia Iron and Steel Industry Association/IISIA), mengatakan selain siklus tahunan, di mana pada paruh pertama proyek-proyek pembangunan belum gencar dilaksanakan, pada tahun ini permintaan semakin lemah karena pemilihan umum pada April lalu.

“Semester satu tahun ini demand sangat lemah, selain faktor cuaca dan libur, ada pilpres juga,” katanya, Senin (8/7/2019).

Dia berharap permintaan pada semester II atau mulai bulan ini segera pulih seiring dengan dimulainya proyek-proyek pembangunan dan inovasi rumah yang dilakukan masyarakat.

Permintaan baja lapis dalam negeri saat ini banyak berasal dari perumahan dan industri, untuk pembangunan gudang dan pabrik.  Adapun, produk yang mendominasi penjualan berjenis rangka atap yang digunakan dalam pembangunan rumah tapak atau landed house.

“Rangka atap baja lebih awet dan ramah lingkungan dibandingkan kayu,” kata Henry, yang juga menjabat sebagai Presiden Direktur PT Sunrise Steel ini.

Berdasarkan data Indonesia Zinc Aluminium Steel Industries (IZASI) permintaan baja lapis di Indonesia mencapai 1,3 juta ton per tahun. Total kapasitas produksi anggota asosiasi baja lapis ini sebesar 660.000 per tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper