Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Input Bijih Nikel untuk Smelter Diperkirakan Mencapai 24,52 Juta Ton Tahun Ini

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menargetkan kapasitas masukan smelter nikel pada tahun ini sebanyak 24,52 juta ton bijih seiring dengan beroperasinya tiga unit pengolahan baru.
Pekerja melakukan proses pemurnian dari nikel menjadi feronikel di fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) Pomalaa milik PT Antam Tbk, di Kolaka, Sulawesi Tenggara./JIBI-Nurul Hidayat
Pekerja melakukan proses pemurnian dari nikel menjadi feronikel di fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) Pomalaa milik PT Antam Tbk, di Kolaka, Sulawesi Tenggara./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA--Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menargetkan kapasitas masukan smelter nikel pada tahun ini sebanyak 24,52 juta ton bijih seiring dengan beroperasinya tiga unit pengolahan baru.

Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Bambang Gatot Ariyono mengatakan produksi bijih nikel di Indonesia pada 2018 mencapai 17 juta ton dengan cadangan tersedia sebanyak 3,57 miliar ton. Umur cadangan tersebut diperkirakan mencapai 184 tahun. 

Adapun kapasitas produksi (output) smelter pada tahun ini diperkirakan sebanyak 109.940 ton nikel (tNi) dalam bentuk nickel pig iron (NPI), 119.282 ton dalam bentuk feronikel (FeNi), 80.000 ton nikel dalam matte, dan 10.000 ton berupa NiOH. Sementara kebutuhan riil dalam negeri untuk semua produk antara tersebut sebanyak 30.000 tNi.

"Neraca kita untuk nikel positif hingga 289.220 ton per tahun," katanya, Senin (8/7/2019). 

Sementara itu,  akan ada tiga smelter untuk memproduksi logam setengah jadi dari komoditas nikel yang beroperasi tahun ini dari target 22 smelter hingga 2022.

Pertama, semter PT Bintang Smelter Indonesia di Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, dengan kapasitas pengolahan 900,000 ton bijih nikel per tahun. Smelter yang sudah mulai berproduksi dari awal tahun ini akan menghasilkan NPI.

Kedua, smelter PT Antam Tbk. di Tanjung Buli, Halmahera Timur, dengan kapasitas pengolahan bijih nikel 1 juta ton per tahun. Awalnya smelter ini ditarget beroperasi pada Juli 2019 tetapi mundur menjadi Agustus 2019 karena bermasalah pada sumber energi. Smelter tersebut akan menghasilkan FeNi.

Ketiga, Smelter PT Wanatiara Persada di Pulau Obi, Halmahera Selatan, Maluku Utara, dengan kapasitas pengolahan bijih nikel 2 juta ton per tahun. Smelter yang juga ditarget beroperasi pada Agustus 2019 ini akan mengolah bijih nikel menjadi FeNi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper