Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perkuat industri Pariwisata, Provinsi Aceh Gencarkan Promosi Kuliner

Provinsi Aceh mempromosikan keragaman kuliner sebagai daya tarik wisata di daerahnya selain keindahan alam dan budaya yang dimiliki provinsi di ujung barat Indonesia itu.
Tenaga Ahli Menteri Pariwisata Bidang Management Calender of Event (CoE) Esthy Reko Astutimengatakan Aceh memiliki potensi luar biasa di sektor kuliner karena narasi dan gaya cerita yang kuat tentang kuliner Aceh.
Tenaga Ahli Menteri Pariwisata Bidang Management Calender of Event (CoE) Esthy Reko Astutimengatakan Aceh memiliki potensi luar biasa di sektor kuliner karena narasi dan gaya cerita yang kuat tentang kuliner Aceh.

Bisnis.com, JAKARTA — Provinsi Aceh mempromosikan keragaman kuliner sebagai daya tarik wisata di daerahnya selain keindahan alam dan budaya yang dimiliki provinsi di ujung barat Indonesia itu.

Tenaga Ahli Menteri Pariwisata Bidang Management Calender of Event (CoE) Esthy Reko Astuti mengatakan Aceh memiliki potensi luar biasa di sektor kuliner karena narasi dan gaya cerita yang kuat tentang kuliner Aceh.

“Kuliner Aceh merupakan suatu proses rangkaian dari proses hulu ke hilir. Sebab, komersialisasinya bisa dimulai dari wisata agrikultur, wisata organik, wisata pendidikan, wisata sejarah, sampai wisata membuat makanan,” ujarnya dalam siaran pers, Senin (8/7/2019).

Dalam portofolio pariwisata selama ini, sektor kuliner menyumbang sekitar 30-40 persen pendapatan pariwisata. Ekonomi kreatif berkontribusi sebesar 7,38% terhadap perekonomian nasional dengan total PDB sekitar Rp852,24 triliun, dari total kontribusi tersebut subsektor kuliner menyumbang 41,69%.

"Kalau kuliner dibina dengan baik, semua aspek akan tersentuh. UMKM tersentuh, pariwisata, budaya juga tersentuh. Sangat luas pengaruhnya. Apalagi sektor perekonomian," kata Esthy.

Pada kesempatan yang sama, Plt Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh Helvizar Ibrahim mengatakan, sektor kuliner menjadi salah satu potensi yang menjanjikan bagi pariwisata Aceh. 

Pengaruhnya juga besar misalnya mie Aceh, kopi Gayo, ayam tangkap, dan berbagai jenis makanan Aceh lainnya yang mempengaruhi kuliner di luar Aceh. 

"Bahkan hingga di Indonesia bagian timur pun, mie Aceh disukai masyarakat luas. Kopi Gayo yang telah mendunia. Itu semua menjadi bagian budaya dan tradisi Aceh. Sebuah identitas yang harus dimaksimalkan untuk mendukung pariwisata," ucapnya.

Helvizar mengatakan, gelaran ACF kali ini begitu meriah, tercatat selama tiga hari pelaksanaan, ACF dikunjungi lebih dari 62 ribu orang.

“Saat ini perputaran uang sudah mencapai Rp4,1 miliar dengan penjualan tertinggi tenant Rp70 juta dan penjualan terendah tenant Rp3,5 juta selama pelaksanaan acara,” tuturnya.

Sementara itu, pakar kuliner Chef William Wongso yang juga hadir dalam ACF 2019 yang diselenggarakan pada 5-7 Juli 2019 itu ikut angkat bicara tentang masakan aceh yang memiliki cita rasa kuat dalam setiap menunya.

“Membicarakan kuliner Aceh itu selalu menyenangkan. Karena sangat kuat cita rasa yang dihadirkannya. Ada asam, gurih, dan pedas. Belum lagi kekuatan rempahnya yang sangat luar biasa. Ragam olahannya banyak. Ini menjadi keunggulan tersendiri dari kuliner Aceh," terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper