Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Bersiap Hadapi Intervensi FX Trump

Tuduhan manipulasi mata uang terbaru yang disampaikan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump mendorong para analis valas untuk memperkirakan langkah Washington selanjutnya.
Ilustrasi mata uang/Istimewa
Ilustrasi mata uang/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Tuduhan manipulasi mata uang terbaru yang disampaikan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump mendorong para analis valas untuk memperkirakan langkah Washington selanjutnya.

Melalui akun Twitternya, Trump menuduh bahwa Eropa dan China telah melakukan permainan manipulasi mata uang dalam skala besar, beberapa hari setelah dia menyatakan kesepakatan gencatan senjata tarif dengan Presiden China Xi Jinping.

AS belum pernah melakukan intervensi pasar FX sejak 2011, di mana saat itu Washington sedang fokus menguatkan dolar AS sebagai upaya internasional, setelah yen Jepang melonjak pascabencana gempa bumi di tahun yang sama.

Bagi para pengamat pasar, langkah Trump mengekspos kedua rivalnya seperti ini bukan sekedar omong kosong belaka.

Pernyataan tersebut memicu para ahli strategi untuk mempertimbangkan bahwa Departemen Keuangan AS bisa kapan saja melakukan intervensi guna melemahkan dolar AS.

Anthony Doyle, spesialis investasi lintas aset global di Fidelity International mengatakan bahwa Trump dapat melangsungkan ancamannya ketika bank sentral utama lainnya mulai melakukan pelonggaran.

"Saya tidak akan terkejut jika dalam beberapa bulan mendatang ancaman [intervensi] akan menjadi semakin gencar," kata Doyle dikutip dari Bloomberg, Kamis (4/7/2019).

Dia menambahkan, ancaman verbal tersebut akan menyebabkan tekanan pada inflasi. Menurutnya, meningkatkan daya saing melalui pelemahan nilai mata uang adalah satu instrumen yang dapat digunakan bank sentral untuk mendukung ekonomi, dan ini adalah satu-satunya langkah yang tersedia.

Di zona euro, menurut pejabat bank sentral, para pembuat kebijakan di Bank Sentral Eropa belum siap untuk mengeluarkan stimulus moneter tambahan pada pertemuan 25 Juli mendatang.

"Namun, anggota Dewan Gubernur dapat mengubah bahasa kebijakannya bulan ini untuk memberi sinyal bahwa stimulus akan segera terjadi," kata sumber tersebut, awal pekan ini.

Ng Kheng Siang, Kepala Fixed Income kawasan Asia Pasifik di State Street Global Advisors, mengatakan upaya Trump untuk melemahkan dolar AS dapat berlanjut jika ECB melonggarkan kebijakannya dan euro melemah.

"Jelas jika dia merasa bahwa kepentingan AS tidak dipenuhi, di matanya, dia akan mulai menyerang dan bahkan meledakkan siapa pun," kata Ng.

Bank of America Corp. mengatakan, bahkan jika Fed menurunkan suku bunga dalam beberapa pekan ke depan, sebuah langkah yang sangat diharapkan oleh para pedagang obligasi, itu mungkin tidak cukup untuk menyenangkan hari Trump.

Ahli Strategi Valuta Asing Ben Randol menyampaikan, untuk saat ini, kemungkinan keinginan Trump akan terkabul.

"Namun, masalah akan muncul jika ternyata kinerja ekonomi AS terus berkinerja buruk dan dollar AS terbukti tetap tidak mengalami perubahan. Dalam skenario itu, godaan untuk mengintervensi pasar FX akan meningkat jika pemangkasan suku bugna The Fed tidak memberikan dampak apapun," kata Randol.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nirmala Aninda
Editor : Tegar Arief
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper