Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KINERJA KUARTAL II : Harga Minyak Bikin Pertamina Kelimpungan

PT Pertamina (Persero) menyatakan, kinerja kuartal II/2019 tertekan akibat kenaikan harga minyak mentah Indonesia (ICP) yang berkisar US$67--US$68 per barel.
Ilustrasi - Petugas mengisi bahan bakar minyak (BBM) ke truk tangki di Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (20/12/2018)./ANTARA-Didik Suhartono
Ilustrasi - Petugas mengisi bahan bakar minyak (BBM) ke truk tangki di Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (20/12/2018)./ANTARA-Didik Suhartono

Bisnis.com, JAKARTA - PT Pertamina (Persero) menyatakan, kinerja kuartal II/2019 tertekan akibat kenaikan harga minyak mentah Indonesia (ICP) yang berkisar US$67--US$68 per barel.

Direktur Keuangan Pertamina Pahala N. Mansury mengatakan, kinerja triwulan II/2019 diperkirakan tidak lebih baik dari kuartal sebelumnya. "Kayaknya enggak terlalu baik dibandingkan dengan kuartal I/2019, khususnya pada April Mei dan Juni, karena memang ada harga ICP naik," tuturnya, Kamis (27/6/2019).

Menurutnya, pertumbuhan konsumsi selama Lebaran tidak signifikan membantu kinerja. Kinerja keuangan Pertamina, lanjut Pahala, lebih sensitif dipengaruhi harga ICP.

Adapun, kinerja kuartal I/2019 tercatat senilai US$677 juta yang ditopang dari kinerja hilir dan hulu minyak dan gas bumi. Tahun ini, Pertamina menargetkan bisa mencapai laba kinerja senilai US$1,5 miliar--US$2 miliar dengan pertumbuhan pendapatan sebesar 2% pada 2019.

Untuk realisasi belanja modal di sektor hulu, Pahala mengatakan bahwa sudah mencairkan dana sekitar 55% dari total capex senilai US$2,2 miliar. "Untuk realisasinya dari beberapa proyek, mungkin mendekati 55% [penyaluran capex] lah," ujarnya.

Pahala menampik rendahnya kinerja Blok Mahakam disebabkan penyaluran capex untuk investasi hulu. Menurutnya, kinerja Blok Mahakam saat ini disebabkan proses transisi yang kurang optimal.

Proses transisi Blok Mahakam, akan menjadi evaluasi Pertamina ke depannya.  "Ke depannya kalau ada wilayah kerja terminasi, transisi dari pihak operator yang sebelumnya kita pastikan berjalan baik. Karena itu memang kan, mungkin di pihak operatornya [Mahakam] investasinya agak turun. Tapi ini kami upayakan lebih baik lagi," tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper