Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

LAPORAN DARI KOREA: Indonesia Diharapkan Jadi Manufacturing Hub di Asia

Menurut Airlangga, sejak 2016, Kemenperin aktif berkolaborasi dengan perusahaan Korea, terutama di sektor industri pengolahan, energi, dan infrastruktur. Hasilnya, beberapa perusahaan memutuskan meningkatkan investasinya, seperti Lotte Chemicals yang mengembangkan investasinya di Cilegon sebesar US$4 miliar.
Airlangga Hartarto dan Chairman NRC Seong Kyoung Ryung (kiri) dan Dean KDI School You Jong-Il (kanan) usai dianugerahi gelar Doktor Kehormatan oleh KDI School./Istimewa
Airlangga Hartarto dan Chairman NRC Seong Kyoung Ryung (kiri) dan Dean KDI School You Jong-Il (kanan) usai dianugerahi gelar Doktor Kehormatan oleh KDI School./Istimewa

Bisnis.com, SEJONG, Korea Selatan – Indonesia diharapkan bisa menjadi manufacturing hub penting di Asia sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk memperdalam struktur industri, ditopang pula oleh kerja sama dengan negara yang sudah berpengalaman seperti Korea Selatan.

Hal itu menjadi salah satu poin yang disampaikan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto saat memberikan kuliah khusus di KDI School of Public di Sejong, Korea Selatan, Rabu (26/6/2019). Kuliah khusus ini diberikan seusai penganugerahan gelar Honorary Doctor of Philosophy di bidang Development Policy kepada Airlangga karena jasanya mendorong pertumbuhan sektor industri dan meningkatkan hubungan baik antara Indonesia dengan Korea Sealtan.

Menurut Airlangga, sejak 2016, Kemenperin aktif berkolaborasi dengan perusahaan Korea, terutama di sektor industri pengolahan, energi, dan infrastruktur. Hasilnya, beberapa perusahaan memutuskan meningkatkan investasinya, seperti Lotte Chemicals yang mengembangkan investasinya di Cilegon sebesar US$4 miliar.

Kebijakan Indonesia dalam memperdalam struktur industri didukung oleh perusahaan-perusahaan Korea. “Saat ini kami meningkatkan kerja sama di industri stainless steel, terutama untuk Indonesia bagian timur. Making Indonesia 4.0 menarik industri otomotif dari Korea. Kami berharap Indonesia bisa menjadi manufacturing hub penting di Asia,” ujarnya.

Di bidang otomotif, Hyundai Motor Company juga sudah menyatakan komitmennya untuk mendirikan pabrik mobil di Indonesia dan menjadikannya sebagai hub bagi kawasan Asean. Rencananya pembangunan pabrik tahap pertama akan dimulai tahun ini dan selesai pada 2021, dengan nilai investasi yang masih dirahasiakan.

Pabrik dengan kapasitas produksi 70.000 hingga 250.000 itu ditargetkan untuk memenuhi kebutuhan domestik sebesar 47 persen dan ekspor 53 persen. Serapan tenaga kerjanya diperkirakan mencapai 3.500 orang.

Adapun tipe kendaraan yang akan diproduksi adalah jenis sport utility vehicle (SUV), kendaraan multiguna atau multi purpose vehicle (MPV), hatchback, dan sedan.

Selain dukungan dari sektor swasta, Kemenperin juga menjalin kerja sama dengan Korean Ministry of Trade, Industry and Energy dan National Research Council of Economics, Humanities, and Social Sciences. Kerja sama itu utamanya untuk mendukung inovasi dan penelitian.

“Tipe kolaborasi di bidang riset dan inovasi merupakan kunci untuk masa depan. Ekonomi global berubah menjadi knowledge-based economy (berbasis pengetahuan) sehingga merupakan suatu kebutuhan bagi kita untuk belajar satu sama lain dan menguasai teknologi industri generasi selanjutnya,” kata Airlangga.

Kesiapan Indonesia mengembangkan sektor manufaktur juga didukung dengan stabilnya kondisi politik dan sosial, di antaranya ditunjukkan saat gelaran Pemilu serentak paling kompleks dan terbesar yang dilaksanakan dalam satu hari.

“Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar, Indonesia sekali lagi membuktikan bahwa Islam dan demokrasi dapat berjalan beriringan. Politik kami stabil dan kondisi sosial secara umum damai dan masyarakat optimis menyambut masa depan.”

Sejumlah faktor lain juga menopang pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen dalam dua dekade ini, yaitu pertumbuhan pendapatan tenaga kerja, pertumbuhan belanja konsumen yang meningkat 8 kali lipat, ketiga adalah pertumbuhan aktivitas korporat yang ditunjukkan dengan peningkatan market capitalization di pasar modal  sebesar 15 kali lipat.

Indonesia juga mengharapkan berhasil bertransformasi dari ekonomi berbasis komoditas menjadi manufaktur bernilai tambah tinggi seperti Korea. “Kami belajar dari Korea sebagai negara yang sukses mentransformasi dirinya menjadi negara industrial sekaligus pusat jasa. Samsung, Hyundai, LG sekarang bertransformasi menjadi merek global yang diakui.”

Pada kuartal I/2019, sektor manufaktur berkontribusi 22,7 persen terhadap total investasi, atau senilai US$134,9 Miliar. Di sektor lain, katanya, inisiatif pembangunan klaster industri baru di Sulawesi Tengah menjadi sangat sukses yang merupakan hasil dari upaya pemerintah mendorong lebih banyak industri hilir untuk meningkatkan nilai dari mineral dasar seperti nikel ore.

Di sektor otomotif, kata Airlangga, Indonesia merupakan pemain penting. Dengan kedatangan teknologi baru seperti kendaraan listrik atau hybrid, kesempatan di masa depan terbuka lebar.

“Dengan kebijakan yang sesuai, wilayah kami memiliki potensi menjadi manufacturing hub bagi global supply chain. Untuk mengambil keuntungan ini, Indonesia mengambil beberapa langkah yang sejauh ini berhasil.”

Menurut Airlangga, investasi Korea di Indonesa penting untuk mendukung kinerja Indonesia. “Saya harap Hubungan produktif ini dapat berlangsung hingga tahun-tahun mendatang.”

Dalam ceramahnya Airlangga juga menyinggung soal kunci pertumbuhan selanjutnya yaitu pada populasi anak muda, termasuk generasi millennials dan generasi Z. Bagi Indonesia, mereka adalah bonus demografi yang akan mendorong ekonomi semakin maju, termasuk di bidang ekonomi digital.

“Yang sudah nampak unggul saat ini adalah empat unicorns asal Indonesia. Dua di antaranya, GoJek dan Tokopedia, telah menjadi decacorns. Secara keseluruhan, perusahaan-perusahaan startup dan yang berhubungan dengan teknologi telah menyumbang US$10 miliar, dan pada 2025 ditargetkan berkontribusi US$150 miliar terhadap perekonomian nasional.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper