Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Airlangga Hartarto Perkuat Kerja Sama Industri di Korea

Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto akan meneken kerangka kerja teknis antara Kementerian Perindustrian dengan National Research Center (NRC) Republik Korea pada Rabu (26/6/2019).
Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto (kiri) berbincang dengan Minister Counselor bidang Ekonomi dan Perdagangan Kedutaan Besar Tiongkok Wang Lipin (kanan) dalam acara group groundbreaking pembangunan pabrik di Karawang New Industry City (KNIC), Telukjambe Barat, Karawang, Jawa Barat, Kamis (20/6/2019)./Antara-M Ibnu Chazar
Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto (kiri) berbincang dengan Minister Counselor bidang Ekonomi dan Perdagangan Kedutaan Besar Tiongkok Wang Lipin (kanan) dalam acara group groundbreaking pembangunan pabrik di Karawang New Industry City (KNIC), Telukjambe Barat, Karawang, Jawa Barat, Kamis (20/6/2019)./Antara-M Ibnu Chazar

Bisnis.com, SEOUL – Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto akan meneken kerangka kerja teknis antara Kementerian Perindustrian dengan National Research Center (NRC) Republik Korea pada Rabu (26/6/2019).

Kerangka kerja teknis itu untuk membentuk Working Level Joint Committee (Sub-Komite Bersama) dalam rangka implementasi aktivitas kerja sama terkait dengan Industri 4.0. Sebelum penandatanganan itu, Kemenperin dan NRC telah mengadakan pertemuan, Selasa (25/6/2019).

Kerja sama ini akan memfasilitasi penempatan tenaga ahli teknis di Kemenperin, termasuk menyelenggarakan possible deliverables implementasi Industri 4.0 di lima sektor industri (otomotif, makanan dan minuman, tekstil dan produk tekstil, kimia, dan elektronik).

Kemenperin saat ini memiliki total 10 kesepakatan kerja sama internasional dengan berbagai mitra di Republik Korea, dengan enam di antaranya merupakan kerja sama antara unit di lingkungan Kemenperin dengan lembaga pemerintah di Korea.

Secara umum, tingkat implementasi kerja sama Kemenperin dengan mitra di Republik Korea sangat baik, yaitu 9 dari 10 kesepakatan telah terimplementasikan.

Satu-satunya Perjanjian Internasional yang masih belum terlaksana yaitu MoU antara Ministry of Industry and Ministry of Trade, Industry and Energy, Republic of Korea on Industrial Cooperation yang ditandatangani bertepatan dengan penyelenggaraan kunjungan kenegaraan Presiden Republik Korea H. E Moon Jae In ke Indonesia.

Selain dengan NRC, Airlangga dan rombongan juga dijadwalkan bertemu dengan Menteri Perdagangan, Industri, dan Energi Republik Korea serta dengan sejumlah perusahaan Negeri ingseng yang memiliki investasi di Indonesia seperti Posco, Hyundai Motor, dan Lotte Chemical Corp.

Lotte Chemical lewat PT Lotte Chemical Indonesia (LCI) diketahui tengah membangun komplek industri petrokimia senilai US$3,5 miliar atau sekitar Rp53 triliun di Cilegon, Banten.

Pembangunan pabrik naphta cracker yang dilakukan oleh LCI merupakan prioritas pemerintah karena diharapkan akan mengurangi ketergantungan terhadap impor produk petrokimia, selain dapat memperbaiki neraca perdagangan karena produksi LCI juga berorientasi ekspor. Groundbreaking pembangunan kompleks petrokimia LCI dilakukan pada 7 Desember lalu.

Kompleks petrokimia yang dijadwalkan rampung pada 2023 ini diklaim bisa mengurangi defisit neraca perdagangan, juga dapat menghemat devisa, dengan potensi pendapatan mencapai US$2,5 miliar.

Rencananya, pabrik dengan luas area 100 hektare ini memiliki total kapasitas produksi naphta cracker sebesar 2 juta ton per tahun. Bahan baku itu selanjutnya diolah untuk menghasilkan 1 juta ton etilen, 520.000 ton propilen, 400.000 ton polipropilen dan produk turunan lainnya yang juga bernilai tambah tinggi.

Produksi tersebut untuk memenuhi permintaan domestik maupun global. Dalam proyek pembangunan infrastukturnya, diproyeksi menyerap tenaga kerja langsung hingga 1.500 orang dan dengan tenaga kerja tidak langsung bisa mencapai 4.000 orang pada periode 2019-2023.

Airlangga mengatakan Indonesia berpotensi menjadi pusat pertumbuhan industri petrokimia dan akan bisa lebih kompetitif di tingkat Asean dengan semakin meningkatnya investasi dan ekspansi dari sejumlah produsen di dalam negeri.

“Ini menunjukkan bahwa Indonesia masih menjadi negara tujuan investasi seiring upaya pemerintah yang terus menciptakan iklim usaha kondusif,” ungkapnya.

Menperin juga dijadwalkan akan bertemu dengan perusahaan otomotif asal Korea Selatan, Hyundai Motor yang rencananya akan berinvestasi di Indonesia, yang disebut-sebut terkait dengan mobil listrik.

“Investasi Korea Selatan di Indonesa penting untuk mendukung kinerja Indonesia. Kami berharap hubungan produktif antara Indonesia dan Korea Selatan dapat berlangsung hingga tahun-tahun mendatang,” kata Airlangga.

Selain itu, Airlangga juga akan menerima menerima gelar Honorary Doctor of Philosophy di bidang kebijakan pembangunan dari KDI School of Public Policy. Gelar tersebut diterima Menperin atas kiprahnya mendorong pertumbuhan sektor industri di Indonesia serta meningkatkan hubungan baik antara Indonesia dengan Korea Selatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper