Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dampak Perang Dagang : Ekspor Alas Kaki ke AS Meningkat

Ekspor alas kaki nasional ke Amerika Serikat berada dalam tren peningkatan di tengah eskalasi perang dagang dengan China.
Presiden Joko Widodo berswafoto dengan para pekerja saat mengunjungi pabrik sepatu PT KMK Global Sports I, Tangerang, Banten, Selasa (30/4/2019)./ANTARA-Akbar Nugroho Gumay
Presiden Joko Widodo berswafoto dengan para pekerja saat mengunjungi pabrik sepatu PT KMK Global Sports I, Tangerang, Banten, Selasa (30/4/2019)./ANTARA-Akbar Nugroho Gumay

Bisnis.com, JAKARTA—Ekspor alas kaki nasional ke Amerika Serikat berada dalam tren peningkatan di tengah eskalasi perang dagang dengan China.

Firman Bakri, Firman Bakri, Direktur Eksekutif Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo), mengatakan perang dagang antar kedua negara tersebut mendorong terbukanya peralihan suplai alas kaki dari China ke Indonesia. Kendati sebagian besar beralih ke Vietnam, tetapi ada pula yang bisa ditangkap oleh Indonesia.

“Potensi peningkatan sudah ada dari tahun lalu, walaupun tidak signifikan tetapi ada kenaikan. Bahkan, dari data Bloomberg, suplai untuk Adidas, Indonesia nomor dua di bawah Vietnam,” ujarnya Senin (24/6/2019).

Dia menuturkan, selama kuartal I tahun ini, secara umum ekspor alas kaki mengalami penurunan secara nilai. Namun, untuk ke Amerika Serikat mengalami kenaikan. Nilai ekspor alas kaki nasional secara keseluruhan mengalami penurunan karena faktor upah tenaga kerja yang mendorong harga lebih kompetitif. Secara permintaan, permintaan global untuk produk alas kaki nasional masih baik.

Berdasarkan data Aprisindo, nilai ekspor alas kaki ke Amerika Serikat pada 2017 tercatat sebesar US$337.356,2 dan naik menjadi US$364.271,8 pada tahun lalu. Adapun, selama periode 3 bulan pertama tahun ini ekspor kembali terkerek menjadi US$375.720,6.

Hingga kini, Amerika Serikat masih menjadi pasar utama dengan kontribusi sebesar 27% dari keseluruhan nilai ekspor alas kaki Indonesia. Firman mengatakan permintaan sepatu dari negara tersebut cukup besar dengan supplier utama dari China, Vietnam, dan Indonesia.

Dalam beberapa tahun terakhir pangsa pasar China di Amerika Serikat menurun, bahkan sebelum perang dagang dimulai. Dengan demikian, order pun beralih ke supplier lain, termasuk Vietnam dan Indonesia.

Selain itu, produk alas kaki dalam negeri masih mampu bersaing dengan produk dari Vietnam karena untuk masuk ke pasar Amerika Serikat, negara tetangga tersebut tidak mendapatkan bea masuk yang lebih rendah. Hal ini berbeda dengan pasar Uni Eropa, di mana Vietnam telah memiliki perjanjian dagang dengan Uni Eropa sehingga mendapatkan bea masuk yang lebih rendah dibandingkan dengan Indonesia.

“Masalah persaingan, untuk pasar Amerika Serikat masih oke, bea masuk sama dengan negara pesaing. Besarannya variatif, bisa sampai 25%,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper