Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

India Naikkan Tarif Impor Asal AS

India telah mengenakan tarif bea cukai yang lebih tinggi pada serangkaian produk impor asal Amerika Serikat yang efektif mulai Minggu (16/6/2019), sebagai tanggapan terhadap tindakan serupa yang diambil oleh Washington.
Narendra Modi menyapa para pendukungnya setelah dilantik menjadi Perdana Menteri (PM) India untuk periode kedua di Istana Presiden di New Delhi, India, Kamis (30/5/2019)./Reuters-Adnan Abidi
Narendra Modi menyapa para pendukungnya setelah dilantik menjadi Perdana Menteri (PM) India untuk periode kedua di Istana Presiden di New Delhi, India, Kamis (30/5/2019)./Reuters-Adnan Abidi

Bisnis.com, JAKARTA - India telah mengenakan tarif bea cukai yang lebih tinggi pada serangkaian produk impor asal Amerika Serikat yang efektif mulai Minggu (16/6/2019), sebagai tanggapan terhadap tindakan serupa yang diambil oleh Washington.

Berdasarkan pemberitahuan resmi dari pemerintah India, kenaikan tarif berlaku terhadap 28 produk termasuk hasil bumi termasuk buncis, asam fosfat, apel, almond dan kenari.

"Kenaikan tarif akan memberikan India pendapatan tambahan sekitar US$217 miliar," dilansir melalui Press Trust of India, seperti dikutip melalui Bloomberg, Senin (17/6/2019).

Langkah ini merupakan balasan atas kebijakan Presiden AS Donald Trump pada 1 Juni untuk mengakhiri konsesi perdagangan terhadap barang-barang senilai US$5,7 miliar yang dikirimkan India ke AS pada 2017.

Daftar barang tersebut termasuk perhiasan imitasi, produk kulit, farmasi, kimia dan plastik dan beberapa hasil pertanian.

"Pemerintah India menilai kebijakan ini penting dan berdasarkan kepentingan masyarakat," tulis pernyataan tersebut.

Langkah ini dilakukan hanya beberapa hari sebelum kunjungan oleh Menteri Luar Negeri AS Michael Pompeo yang bertujuan untuk memperat hubungan pertahanan dan energi antara kedua negara.

Ketegangan perdagangan antarkedua negara terus meningkat setelah AS menarik status perdagangan preferensial India.

Tahun lalu, India telah menetapkan tarif yang lebih tinggi terhadap sejumlah produk sebagai balasan atas AS yang lebih dulu mengenakan pungutan lebih tinggi pada beberapa produk yang dikirim dari negara Asia Selatan tersebut, mengikuti  langkah-langkah yang diambil oleh China dan Uni Eropa.

Sebagai tanggapan, Washington telah memerintahkan India untuk menghapus apa yang disebut oleh Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross, sebagai perlakuan yang merugikan perusahaan AS serta menciptakan ketidastabilan perdagangan antarkedua negara.

India pada awalnya telah mengeluarkan pengumuman pada Juni tahun lalu terkait wacana menaikkan pajak impor setinggi 120 persen terhadap sejumlah produk AS, yang digerakkan oleh penolakan Washington untuk membebaskannya dari tarif baja dan aluminium yang lebih tinggi.

Namun New Delhi berulang kali menunda menaikkan tarif karena kedua negara terlibat dalam pembicaraan perdagangan. Perdagangan di antara mereka mencapai sekitar US$142,1 miliar pada tahun 2018.

Sepanjang 2018 hingga tahun 2019 berjalan, ekspor India ke AS mencapai US$52,40 miliar, sementara untuk impor nilainya mencapai sebesar US$35,54 miliar.

Data Departemen Pertanian AS menunjukkan bahwa India sejauh ini adalah pembeli almond AS terbesar, membayar US$543 juta untuk lebih dari setengah ekspor almond AS pada tahun 2018. 

India juga merupakan pembeli apel AS terbesar kedua, dengan nilai US$156 juta pada tahun 2018.

Di luar kegiatan perdagangan, peraturan baru New Delhi di bidang seperti e-commerce dan lokalisasi data telah membuat marah Amerika Serikat dan membebani perusahaan-perusahaan seperti Amazon.com, Walmart Inc, Mastercard dan Visa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nirmala Aninda
Editor : Tegar Arief

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper