Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Pangan Sepanjang Ramadan Membaik

Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) memandang inflasi pada Mei dalam kondisi terkendali, bahkan jauh lebih baik dibandingkan dengan periode pada tahun-tahun sebelumnya.
Pasar Tradisional/Antara
Pasar Tradisional/Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) memandang inflasi pada Mei dalam kondisi terkendali, bahkan jauh lebih baik dibandingkan dengan periode pada tahun-tahun sebelumnya. Catatan inflasi mencapai 0,68% pada Mei tidak langsung menunjukkan kondisi harga yang bergejolak tinggi. Harga pangan selama Ramadan dan Hari Raya Idulfitri justru relatif membaik.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Yunita Rusanti mengatakan, kondisi indeks harga yang stabil didapati  pada harga bahan pangan sepanjang Ramadan. Walaupun terlihat mengalami inflasi 2,02%, patut diingat kenaikan indeks harga tersebut karena minggu awal dan akhir Ramadan seluruhnya terjadi pada Mei 2019.

“Sebetulnya cenderung terkendali, ya agak mendinganlah,” ucap Yunita Rusanti kepada wartawan di kantor pusat BPS, Jakarta, Senin.

Dia menjelaskan, inflasi pada Mei 2019 cenderung besar lantaran Ramadan dimulai sejak awal bulan. Sementara pada tahun lalu, masa Ramadan baru dimulai pada pertengahan Mei sehingga menyebabkan inflasi Ramadan tidak tercakup pada bulan Mei saja, namun terbagi juga ke bulan Juni. 

“Kalau di pertengahan, berarti inflasinya itu terbagi dua di Mei dan Juni 2018,” katanya.

Senada, Kepala BPS, Suhariyanto menerangkan, situasi inflasi pada Mei 2019 tidak bisa dibandingkan secara langsung dengan bulan yang sama tahun-tahun sebelumnya. Pasalnya, kenaikan harga cenderung terjadi pada minggu pertama dan terakhir bulan Ramadhan. 

Pada 2017, Ramadan baru dimulai pada 26 Mei dan pada 2018 dimulai 16 Mei. Inflasi pada 2 tahun itu pun terbagi pada Mei dan Juni.

“Sementara pada 2019, puasa dimulai jauh lebih awal sehingga inflasi akan menumpuk di bulan Mei. Kemungkinan besar di bulan Juni inflasi akan lebih rendah,” katanya di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Senin.

Pengamat Ekonomi dari Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Rusli Abdullah menyatakan, inflasi Ramadhan 2019 tidak jauh berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Hanya saja, menurutnya, inflasi relatif lebih terjaga. Menurutnya, stabilnya harga beras tidak lepas dari kondisi adanya panen raya padi pada Maret-April 2019. Hal ini membuat stok beras di tanah air relatif aman. 

Rusli menilai baik sumbangan inflasi dari bahan pangan karbohidrat maupun dari produk holtikultura cukup mempengaruhi laju inflasi.  Ia menyarankan ada tata kelola manajemen pangan mengingat Inflasi pangan pada Ramadan dan Idul Fitri terus berulang.  Rusli mencatat ada beberapa 'Pekerjaan Rumah' yang harus diselesaikan Pemerintah ke depan terkait dengan inflasi Ramadan. 

Pemerintah harus mengoptimalkan manajeman logistik pangan baik pangan yang harus impor maupun pangan yang bisa dipenuhi dari dalam negeri, seperti bawang putih.  Sementara, untuk pangan yang bisa dipenuhi dari dalam negeri seperti daging ayam, pemerintah harus memastikan distribusinya lancar.

Di kesempatan berbeda, Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita mengatakan harga-harga kebutuhan pangan telah terkendali dan stabil pada periode Ramadan dan Lebaran 2019. Enggar mengatakan, pemerintah berupaya menjaga ketersediaan pasokan menjadi salah satu alasan kestabilan harga-harga pada periode ini, meski terdapat peningkatan permintaan.

"Ketersediaan dan pengendalian harga akan terus berlangsung sampai sepanjang tahun. Kita betul-betul membuat keseimbangan suppy and demand," kata Menteri Enggar di sela-sela Pertemuan Tingkat Menteri G20 mengenai Perdagangan dan Ekonomi Digital di Tsukuba, Jepang.

 Dia mengakui beberapa harga bahan kebutuhan pokok sempat mengalami kenaikan, tetapi masih dalam tataran normal. Enggar juga memastikan ketersediaan pasokan untuk menjaga kestabilan harga bahan makanan akan terus terjadi sepanjang 2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper