Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indeks PMI Naik, Perusahaan Manufaktur Diprediksi Genjot Produksi

Kenaikan data Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur Indonesia dinilai bisa memicu pertumbuhan produksi perusahaan terkait.
Aktivitas produksi di salah satu pabrik. Indeks manufaktur Indonesia pada Mei naik ke level 51,6 dibandingkan sebelumnya di posisi 50,4.
Aktivitas produksi di salah satu pabrik. Indeks manufaktur Indonesia pada Mei naik ke level 51,6 dibandingkan sebelumnya di posisi 50,4.
Bisnis.com, JAKARTA--Kenaikan data Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur Indonesia dinilai bisa memicu pertumbuhan produksi perusahaan terkait.
 
Kepala Ekonom IHS Markit, Bernard Aw mengatakan pertumbuhan sektor manufaktur Indonesia pada Mei 2019 menjadi momentum mengumpulkan semangat optimisme menuju triwulan kedua tahun ini.
 
"Kondisi permintaan yang semakin kuat mendorong perusahaan akan terus meningkatkan produksi pada bulan-bulan mendatang," kata Bernard, Minggu (2/6/2019).
 
Menurutnya, kenaikan yang berlanjut ini juga akan meningkatkan kepercayaan diri di antara pelaku industri manufaktur di Indonesia.
Pihaknya melihat, indeks output masa depan, tolok ukur ekspektasi bisnis, melonjak ke posisi tertinggi selama lebih dari dua tahun, menjadi kenaikan bulanan tertinggi (15,6 poin) tercatat dalam riwayat survei.
 
PMI manufaktur Indonesia pada Mei tahun ini sebesar 51,6, atau naik dibanding bulan sebelumnya yang ada di posisi 50,4. Poin PMI di atas angka 50 menandakan bahwa sektor manufaktur tengah ekspansif.
 
Guna memacu investasi di sektor industri, Kementerian Perindustrian turut memfasilitasi sejumlah pembangunan politeknik di kawasan industri. Langkah strategis ini untuk menciptakan sumber daya manusia (SDM) kompeten yang sesuai kebutuhan dunia industri saat ini.
 
Selanjutnya, Kemenperin telah mengusulkan pemberian insentif fiskal berupa super deductible tax untuk industri yang aktif melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan untuk menghasilkan inovasi serta industri yang terlibat dalam program pendidikan dan pelatihan vokasi.
Insentif fiskal ini diyakini dapat menarik para investor di sektor industri sekaligus mendongkrak daya saingnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rahayuningsih
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper