Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS-China Memanas, Alur Perdagangan Internasional Bergeser

Kajian Economist Intelligence Unit (EIU) menyebutkan adanya tarif impor akibat perang dagang China dan AS akan lebih berdampak pada pergeseran alur perdagangan.
Perang dagang AS-China/istimewa
Perang dagang AS-China/istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Perang dagang yang melibatkan Amerika Serikat (AS) dan China dikhawatirkan akan berdampak besar terhadap kinerja perdagangan nasional.

Kajian Economist Intelligence Unit (EIU) menyebutkan adanya tarif impor akibat perang dagang China dan AS akan lebih berdampak pada pergeseran alur perdagangan.

Artinya, hal ini akan menumbuhkan kesempatan baru bagi eksportir-eksportir terutama negara berkembang ketika China dan AS mencari alternatif pemasok lain. 

Dalam hal ini, menurut Wakil Ketua KEIN Arif Budimanta, negara-negara Asia diperkirakan dapat dapat mengambil keuntungan terbesar. 

Berdasarkan situasi tersebut, Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) menilai Indonesia harus mampu mengambil peluang untuk mendorong ekspor.

Di antaranya melalui diversifikasi dan perluasan pasar, mengekspor komoditas unggulan daerah, mengembangkan kapasitas industri, dan mengupayakan subtitusi impor.


Sedangkan dari sisi investasi, masih belum menunjukkan tren positif. Hal itu terlihat dari pertumbuhannya yang terus melambat, baik untuk investasi domestik maupun asing. 

Sulitnya perizinan berinvestasi ditengarai sebagai salah satu penghambat perkembangan investasi di Indonesia. 

Investasi yang diharapkan mampu membawa dampak signifikan bagi penyerapan tenaga kerja nyatanya belum menunjukkan hasil yang optimal. 

Hal itu disebabkan adanya mismatch atau ketidaksinkronan antara investasi yang masuk dengan sektor penyerap tenaga kerja.  

“Realisasi PMA [penanaman modal asing] ke sektor manufaktur tidak banyak ditujukan untuk sektor-sektor padat karya. Ke depannya, investasi baik asing dan domestik harus diarahkan ke sana,” kata Arif, Selasa (28/5/2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hadijah Alaydrus
Editor : Tegar Arief
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper