Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Isi Ceruk Pasar Arab Saudi, Pengusaha Siapkan 300 Ton Ikan Patin

Asosiasi Pengusaha Catfish Indonesia (APCI) menyiapkan pasokan ikan patin sebanyak 300 ton untuk mengisi ceruk pasar ekspor terutama ke Arab Saudi.
Ilustrasi/kkpnews
Ilustrasi/kkpnews

Bisnis.com, SURABAYA – Asosiasi Pengusaha Catfish Indonesia (APCI) menyiapkan pasokan ikan patin sebanyak 300 ton untuk mengisi ceruk pasar ekspor terutama ke Arab Saudi.

Ketua Bidang Budidaya Patin APCI, Imza Hermawan mengatakan kebutuhan ikan patin untuk memenuhi pasar jamaah haji dan umroh di Arab Saudi diperkirakan mencapai 540 ton. Untuk itu APCI sendiri akan menyiapkan 300 ton yang terdiri dari 150 ton ikan patin cut portion dan 150 ton fillet.

“Dari jumlah yang disiapkan itu, akan dikirim secara bertahap. Pada tahap pertama ekspor perdana ikan patin ini akan dikirimkan 3 kontainer atau setara 63 ton melalui Pelabuhan Tanjung Perak pada hari ini 27 Mei 2019,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (27/5/2019).

Dia mengatakan upaya budidaya ikan patin dan lele di Indonesia sejauh ini berjalan baik sehingga secara produksi pada tahun lalu mampu mencapai 391.151 ton atau meningkat 22,25% dari 2017 yang hanya 319.966 ton.

"Peningkatan budidaya ini disebabkan oleh upaya penggunaan induk dan benih yang berkualitas agar Feed Convertion Ratio (FCR) juga dapat ditekan, terutama dalam meningkatkan efisiensi produksi," imbuhnya.

Adapun sentra penghasil patin utama berada di Jawa Timur (Tulungagung), Sumatera Utara (Serdang Bedagai), Riau (Kampar), Jambi (Batanghari, Muaro Jambi), Sumatera Selatan (Ogan Komering Ulu Timur, Banyuasin, dan Ogan Komering Ilir), Lampung (Lampung Selatan, Lampung Tengah, Pringsewu), dan Kalimantan Selatan (Banjar).

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP, Slamet Soebjakto melalui keterangan persnya mengatakan potensi pasar ekspor untuk komoditas ikan patin sangat besar apalagi di Arab Saudi impornya mengalami penurunan 85% atau hanya sekitar 4.503 ton pada 2018.

"Selama ini Arab Saudi mengimpor ikan patin dari Vietnam tetapi karena ada isu penyakit dan pencemaran di Sungai Mekong akhirnya impor berkurang. Sehingga ini menjadi peluang bagi Indonesia untuk mengisi ceruk pasar di sana," katanya.

Berdasarkan data UN Comtrade Database International Trade Statistics, kebutuhan ikan patin secara global pada 2017 mencapai 640 juta ton dengan pasar utama AS sebesar 17%,

Selanjutnya Meksiko 9%, China 8%, Brazil 7% dan Arab Saudi 5% yang selama ini dipasok dari Vietnam dan Myanmar. Pada 2018 kebutuha ikan patin global meningkat menjadi 641 juta ton.

Slamet menambahkan, selain membantu mencarikan peluang pasar ekspor, KPP juga akan membangun sistem logistik agar ada konektivitas yang efisien mulai dari broodstock center, larva center, dan Unit Pembenihan Rakyat (UPR).

“Kami juga akan melakukan pengembangan pakan mandiri, khususnya untuk ikan-ikan air tawar guna menekan biaya produksi dan bisa berdaya saing," imbuhnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Peni Widarti
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper