Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bukalapak Jajal Pengiriman dengan Drone

Dalam hal pengiriman, perusahaan baru-baru ini melakukan uji coba pengiriman dengan pesawat drone di daerah Tangerang, dengan radius terbatas di bawah 5 kilometer.
Founder and CEO of Bukalapak Achmad Zaky saat menjadi panelis dalam acara Youth at Work IMF Youth Dialogue, di Nusa Dua, Bali, Selasa (9/10/2018)./Bisnis-Abdullah Azzam
Founder and CEO of Bukalapak Achmad Zaky saat menjadi panelis dalam acara Youth at Work IMF Youth Dialogue, di Nusa Dua, Bali, Selasa (9/10/2018)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA—PT Bukalapak.com tengah melakukan uji coba pengiriman barang kebutuhan sehari-hari melalui pesawat nirawak atau drone ke rumah pelanggan. Rencananya, layanan yang masih dalam tahap penelitian dan pengembangan ini akan diluncurkan  pada akhir tahun mendatang.

Merchant Improvement Senior Manager Bukalapak James Karnadi  menyatakan, sejak diluncurkan pada Maret tahun ini, BukaMart telah mengalami peningkatan transaksi hingga enam kali lipat dan telah menjual 800 SKU (Stock Keeping Unit).

BukaMart merupakan salah satu unit bisnis dari Bukalapak yang khusus menjual produk kebutuhan sehari-hari. Bekerja sama langsung dengan 10  prinsipal, fitur yang dapat diakses melalui situs dan aplikasi ini memberikan pengalaman belanja kebutuhan sehari-hari dengan harga terjangkau dan pengiriman cepat kepada pelanggan.

Sejauh ini, James mengatakan BukaMart melayani pengiriman produk secara regular ke seluruh Indonesia. Namun untuk jasa pengiriman instan dan on-demand delivery dengan ojek online baru dapat dinikmati di daerah yang terjangkau lokasi gudangnya yang berada di Jakarta, Bandung, Tangerang, Depok, dan Surabaya.

Dalam hal pengiriman, perusahaan baru-baru ini melakukan uji coba pengiriman dengan pesawat drone di daerah Tangerang, dengan radius terbatas di bawah 5 kilometer. Pengiriman dilakukan dengan mesin drone yang dirancang secara khusus oleh tim litbang Bukalapak yang berada di Bandung dan Jakarta.

“Bukalapak merespons tren global di mana orang-orang membutuhkan produk kebutuhan sehari-hari secara cepat, langsung di depan pintunya,” ujarnya kepada Bisnis, akhir pekan lalu.

Dia menambahkan, pengembangan layanan pengiriman barang dengan pesawat drone dilakukan untuk menghemat waktu pengiriman. Dia mengilustrasikan, dalam proses uji coba kemarin, pengiriman dengan drone dari gudang ke rumah pelanggan hanya menghabiskan waktu 3-5 menit, dibandingkan pengiriman dengan ojek online yang diestimasikan mencapai 15-20 menit.

Dalam sekali pengiriman, drone mampu mengangkut maksimal 10 kg produk kebutuhan sehari-hari seperti makanan dan minuman ringan, suplemen, yang dibungkus ke dalam dus. Nantinya, tim litbang yang berada di gudang akan terlebiih dahulu memantau lokasi rumah pelanggan yang menjadi tujuan melalui satelit, apakah memungkinkan untuk dilakukan pengiriman dengan drone.

Bila aman, drone akan diterbangkan hingga tujuan. Sesampainya di lokasi, drone akan menurunkan kardus dengan tali yang terhubung pada drone ke halaman rumah. Pelanggan pun mendapatkan notifikasi ketika produk telah sampai di tujuan agar dapat segera mengambil pesanannya.

James memaparkan, pihaknya masih meneliti lebih lanjut mengenai hal-hal teknis terkait ongkos kirim, jumlah armada, maupun regulasi penerbangan pesawat drone untuk platform dagang-el. Sejauh in, Bukalapak telah memiliki dua unit drone yang berlokasi di Surabaya dan Tangerang. Pihaknya juga mengaku telah menyampaikan niatnya untuk menyediakan pengiriman dengan pesawat drone kepada Kementerian Perhubungan.

Rencananya, fitur pengiriman dengan drone ini akan dirilis pada akhir tahun nanti dan menjadi bagian dari proses pengiriman instant delivery. Hanya saja, layanan tersebut masih dirilis secara terbatas di mana Bukalapak yang memilih pelanggan beruntung yang dapat menikmati jenis pengiriman drone ketika mereka memilih opsi instant delivery. Hal ini karena keterbatasan perizinan yang masih belum pasti.

“Inovasi ini masih butuh banyak prosesnya, tetapi secara penelitan dan pengembangan masih kita pelajari bagaimana regulasinya karena terkait safety issue juga. Sejauh ini Kemenhub bilang perizinannya bisa melalui perda atau izin RT/RW, makanya radiusnya masih sangat terbatas,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper