Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jokowi Efek Tak Sedahsyat 2014

Dampak kemenangan Joko Widodo atau 'Jokowi efek' terhadap pasar keuangan di dalam negeri, pasar saham, dan obligasi, diperkirakan tidak akan sedahsyat pada 2014. 
Presiden Joko Widodo (kiri), Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Megawati Soekarnoputri (kedua kanan), berjalan bersama usai pertemuan tertutup di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (21/5/19)./ANTARA-Puspa Perwitasari
Presiden Joko Widodo (kiri), Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Megawati Soekarnoputri (kedua kanan), berjalan bersama usai pertemuan tertutup di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (21/5/19)./ANTARA-Puspa Perwitasari

Bisnis.com, JAKARTA - Dampak kemenangan Joko Widodo atau 'Jokowi efek' terhadap pasar keuangan di dalam negeri, pasar saham, dan obligasi, diperkirakan tidak akan sedahsyat pada 2014. 

Kepala Ekonom PT Bahana Sekuritas Putera Satria Sambijantoro menuturkan, pasar sudah memperkirakan kemenangan Joko Widodo dan Ma'ruf Amin sejak hasil hitung cepat dirilis. 

"Jokowi efek sudah di-price inn [pasar] di saat quick count April lalu," ungkap Satria kepada Bisnis, Rabu (22/5/2019).

Kendati efeknya tidak sedahsyat periode sebelumnya, Satria melihat pergerakan investor dalam negeri cukup positif terhadap hasil dari Pilpres 2019 yang dirilis. Sayangnya, dia menilai sentimen dari investor asing masih dipengaruhi oleh perang dagang antara AS dan China. 

Dari sisi sektor riil, Satria mengungkapkan pengusaha akan mendapatkan kepastian, keberlanjutan kebijakan, dan arah pembangunan yang jelas dengan terpilihnya Joko Widodo sebagai Presiden RI untuk periode kedua. 

"Kepastian dan keberlanjutan ini sangat penting terutama untuk perluasan investasi," tegas Satria.

Dari sisi pemerintahan, Joko Widodo akan lebih diuntungkan pada periode kedua ini karena kepemimpinannya telah memiliki modal awal kuat dari periode sebelumnya.

Salah satunya pembangunan infrastruktur yang akan menjadi fondasi dalam melanjutkan reformasi struktural ke depannya. "Kalau infrastrukturnya sudah bagus akan lebih mudah untuk mendorong reformasi lainnya."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hadijah Alaydrus
Editor : Tegar Arief

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper