Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pendapatan Aeronautika Tergerus, AP I Genjot Bisnis Nonaeronautika

PT Angkasa Pura I (Persero) akan meningkatkan pendapatan nonaeronautika guna mengkompensasi pendapatan aeronautika yang tergerus akibat penurunan jumlah penumpang.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - PT Angkasa Pura I (Persero) akan meningkatkan pendapatan nonaeronautika guna mengkompensasi pendapatan aeronautika yang tergerus akibat penurunan jumlah penumpang.

 

Direktur Utama AP I Faik Fahmi mengatakan target pendapatan aeronautika dalam 4 bulan pertama tahun ini di bawah target yang ditetapkan dalam rencana kerja anggaran perusahaan (RKAP). Selisih dari target tersebut sekitar Rp200 miliar--Rp300 miliar.

 

"Kami akan mengupayakan peningkatan portofolio bisnis nonaeronautika agar bisa menutup penurunan pendapatan aeronautika," kata Faik, Selasa (21/5/2019).

 

Dia menambahkan realisasi pendapatan nonaeronautika pada tahun lalu mencapai 40% dari total pendapatan Rp8,9 triliun atau mencapai Rp3,5 triliun. Dengan target pendapatan nonaeronautika sebesar Rp4 triliun, pertumbuhan bisa sebanyak 14,2%.

 

Pihaknya menyebutkan porsi pendapatan aeronautika memang masih lebih tinggi, yakni sekitar 60% terhadap total pendapatan atau sebesar Rp5,4 triliun pada 2018. Tahun ini, porsi pendapatan nonaeronautika diperkirakan masih akan sama pada kisaran 40%.

 

Dia mengaku telah rutin melakukan corrective action setiap pekan untuk memikirkan cara guna mengkompensasi pendapatan dari penurunan trafik baik pesawat maupun penumpang. Hal tersebut dilakukan sudah sejak awal tahun, karena tren penurunan jumlah penumpang sudah terjadi sejak akhir 2018.

 

Bisnis nonaeronautika yang sedang dikembangkan adalah pengelolaan hotel melalui anak usaha, PT Angkasa Pura Hotel. Saat ini, hotel yang dikelola terdapat di tiga kota, yakni Surabaya, Makassar, dan Denpasar.

 

Pada tahun ini, imbuhnya, pengelolaan hotel akan diperluas untuk tiga kota lagi, diantaranya Banjarmasin, Balikpapan, dan Yogjakarta. Hotel di Balikpapan dan Banjarmasin sudah ada, tinggal mengakuisisi manajemennya, sedangkan di Yogyakarta hotel masih akan dibangun.

 

Faik menyebutkan target pendapatan pada tahun ini mencapai Rp10,2 triliun atau tumbuh sebesar 6% dibandingkan dengan tahun lalu. Namun, beberapa faktor yang terjadi di sektor penerbangan seperti penurunan pergerakan penumpang dan pesawat menjadikan target tidak bisa terpenuhi.

 

"Mungkin antara 4%--6%. Mudah-mudahan setelah pemilu dan Lebaran ini bisa kembali normal," ujarnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper