Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sempat melambat, Ekonomi Jawa Barat Diproyeksikan Tumbuh 5,59 persen di Kuartal II 2019

Pertumbuhan ekonomi Jawa Barat pada kuartal II/2019 diproyeksikan mencapai 5,59%, yang didorong konsumsi swasta dan pemerintah serta kontribusi industri pengolahan, perdagangan dan pertanian.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Jawa Barat Doni P. Joewono (kanan) didampingi Kepala Grup Advisory dan Pengembangan Ekonomi Pribadi Santoso menyampaikan paparan pada konferensi pers Perkembangan Indikator Makro Terkini Jawa Barat, di Bandung, Senin (25/3/2019)./Bisnis-Rachman
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Jawa Barat Doni P. Joewono (kanan) didampingi Kepala Grup Advisory dan Pengembangan Ekonomi Pribadi Santoso menyampaikan paparan pada konferensi pers Perkembangan Indikator Makro Terkini Jawa Barat, di Bandung, Senin (25/3/2019)./Bisnis-Rachman

Bisnis.com, JAKARTA— Pertumbuhan ekonomi Jawa Barat pada kuartal II/2019 diproyeksikan mencapai 5,59%, yang didorong konsumsi swasta dan pemerintah serta kontribusi industri pengolahan, perdagangan dan pertanian.

Pribadi Santoso, Kepala Grup Advisory & Pengembangan Ekonomi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat mengatakan perekonomian Jabar pada kuartal I/2019 sebesar 5,43% atau tumbuh melambat dari 5,50% pada periode sama tahun lalu.

Namun, dia menyebutkan pencapaian pertumbuhan ekonomi Jawa Barat itu lebih tinggi dibandingkan dengan growth ekonomi nasional yang 5,07%. Di kuartal II/2019, Bank Indonesia memproyeksikan ekonomi Jabar kembali tumbuh tinggi di level 5,59%

“Salah satunya yang mendorong adalah kenaikan UMK [Upah Minimum Kabupaten/Kota] yang sebesar 8,03%,” katanya dalam diskusi dengan media di Bandung, Sabtu (18/3).

Selain faktor UMK, ekonomi Jabar pada kuartal II akan ditopang sejumlah hal lain seperti adanya kenaikan gaji pegawai negeri sipil yang dicairkan pada April, kenaikan penyaluran dana bantuan sosial, penyelenggaraan Pemilu 2019, dan masa panen padi pada April.

Tak hanya itu, pertumbuhan ekonomi Jawa Barat juga ditopang oleh meningkatnya konsumsi swasta terkait dengan hari besar keagamaan, serta terus berlanjutnya proyek infrastruktur yang bersifat multiyear seperti Tol Cisumdawu, Tol Bocini, LRT Jabodebek, Pelabuhan Patimbang, Tol Bandung—Tasikmalaya dan proyek kereta cepat Jakarta—Bandung.

Di sisi lain, Pribadi menyebutkan faktor kemiskinan juga menjadi salah satu isu di Jawa Barat. Secara umum, tingkat kemiskinan di Jawa Barat bergerak dalam tren menurun selama beberapa tahun terakhir dan berada di level 7,45%.

Namun demikian, ketimpangan di Jawa Barat mengalami peningkatan pada 2018, disebabkan oleh meningkatnya ketimpangan di perkotaan. Rasio gini Jabar tercatat naik dari 0,393 menjadi 0,405.

Pribadi menambahkan untuk mengatasi sejumlah masalah perekonomian tersebut, Pemprov Jabar dalam jangka panjang melakukan inisiatif pengembangan daerah segitiga Rebana (Cirebon, Patimban, Kertajati) untuk mendukung pengembangan industri padat karya sekaligus untuk mengentaskan kemiskinan di daerah Priangan Timur.

Selain itu, dia mengapresiasi upaya pemerintah daerah Jawa Barat untuk melakukan pengembangan pariwisata seperti di Kawasan Ekonomi Khusus Pangandaran dan Geopark Ciletuh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Fahmi Achmad
Editor : Fahmi Achmad
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper