Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bulog Klaim Masih Bisa Serap Beras Sesuai Harga Pemerintah

Perum Bulog masih bisa menyerap beras dengan harga pembelian pemerintah (HPP) yang saat ini masih Rp4.030 per kg. Padahal, serapan beras oleh perseroan itu masih minim.
Pekerja mengangkut stok beras Bulog untuk didistribusikan ke pasar-pasar di Gudang Sub-Divre Bulog Serang, di Serang, Banten, Jumat (10/5/2019)./ANTARA-Asep Fathulrahman
Pekerja mengangkut stok beras Bulog untuk didistribusikan ke pasar-pasar di Gudang Sub-Divre Bulog Serang, di Serang, Banten, Jumat (10/5/2019)./ANTARA-Asep Fathulrahman

Bisnis.com, JAKARTA — Perum Bulog optimistis masih bisa menyerap beras dengan harga pembelian pemerintah (HPP) yang saat ini masih Rp4.030 per kg. Padahal, serapan beras oleh perseroan itu masih minim.

Direktur Pengadaan Perum Bulog Bachtiar mengatakan bahwa sejauh ini perseroan masih bisa menyerap gabah sesuai dengan harga acuan atau HPP fleksibilitas 10%, yakni Rp4.030 per kg dan beras Rp8.060 per kg.

Menurutnya, perseroan dapat menyerap gabah antara 10.000 ton—13.000 ton per hari.

“HPP memang belum dinaikkan, masih dijajaki sampai sekarang. Namun, kami pun sebenarnya masih bisa menyerap beras nyatanya minimal per hari 10.000 ton lebih. Pemerintah pun memutuskan sejauh ini pakai fleksibilitas [HPP] 10%,” katanya kepada Bisnis, baru-baru ini.

Bachtiar menambahkan, kendati harga gabah terus naik menjelang panen gadu, penyerapan Bulog tidak akan terganggu. Pasalnya, perusahaan pelat merah itu diberikan amunisi lain berupa penyerapan beras dan gabah dengan skema komersial, yaitu mengikuti harga pasar.

Beras akan diserap sebagai kategori premium, tetapi seandainya dilepas sebagai cadangan beras pemerintah (CBP) akan digantikan selisih harganya.

“Misalkan situasi harga naik terus kami bisa beli komersial, tetapi lebih kepada buy to sell [beli untuk dijual] pengadaannya. Itu pun sudah berjalan. Beras premium kami kan komersial,” katanya.

Dengan skema pembelian beras dan gabah secara komersial, ada kemungkinan stok beras komersial Bulog akan membesar. Namun, ketika dikonfirmasi hal tersebut, Bachtiar menjawab kemungkinan selalu ada, tetapi itu tergantung situasi serta permintaan konsumen.

Stok beras Perum Bulog sejauh ini sebanyak 2,1 juta ton. Di mana 1,8 juta di antaranya adalah sisa impor tahun lalu yang belum dimanfaatkan. Sementara itu, pengadaan gabah setara beras tahun ini telah mencapai 430.024 ton.

Target pengadaan sampai dengan akhir Mei 2019 dipatok sebesar 1,6 juta ton. Meskipun penyerapan masih lemah yakni 24% per 15 Mei 2019, Bachtiar tetap meyakinkan bahwa target optimistis tercapai tanpa ada hambatan berarti.

“Jumlah serapan itu tidak rendah karena kami efektif menyerap baru 2 bulan. Antara Januari—Februari kosong [tidak ada panen]. Lagipula stok kami sekarang 2,1 juta ton, itu pun tidak melambatkan penyerapan, karena tetap kami serap,” katanya.

Selain itu, lanjutnya, stok yang banyak di gudang tidak menyurutkan penyerapan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper