Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Tahan Suku Bunga 6 Persen

Rapat Dewan Bank Indonesia (BI) yang digelar 15-16 Mei 2019 memutuskan tetap mempertahankan suku bunga acuan BI 7 Day Reverse Repo Rate (BI 7DRRR) sebesar 6 persen.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan penjelasan pada jumpa pers mengenai hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia di Jakarta, Kamis (21/3/2019). Bank Indonesia memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga acuan BI 7 Day Reverse Repo Rate (BI 7DRR) sebesar 6,00 persen, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75 persen. Bisnis/Nurul Hidayat
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan penjelasan pada jumpa pers mengenai hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia di Jakarta, Kamis (21/3/2019). Bank Indonesia memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga acuan BI 7 Day Reverse Repo Rate (BI 7DRR) sebesar 6,00 persen, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75 persen. Bisnis/Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Rapat Dewan Bank Indonesia (BI) memutuskan tetap mempertahankan suku bunga acuan BI 7 Day Reverse Repo Rate (BI 7DRRR) sebesar 6 persen.

Rapat juga memutuskan menahan suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75 persen.

Gubernur BI Perry Warjiyo menegaskan, keputusan ini ditetapkan dengan melihat semua data-data terkait dengan inflasi, pertumbuhan ekonomi dan sistem keuangan di dalam negeri, serta perkembangan global.

“Keputusan tersebut konsisten dengan upaya memperkuat stabilitas eksternal perekonominan di tengah ketidakpastian ekonomi global," tegas Perry dalam paparan hasil RDG, Kamis (16/05/2019).

Keputusan BI tersebut sejalan dengan proyeksi ekonom dan pelaku pasar yang memperkirakan suku bunga acuan bank sentral akan tetap berada di level 6 persen.

Dalam rapat bulan ini, Dewan Gubernur BI menekankan dampak perlambatan ekonomi global dan fluktuasi harga komoditas yang akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.

"Kami memperkirakan pertumbuhan ekonomi 2019 akan berada di bawah titik tengah kisaran 5 persen-5,4 persen," ujar Perry.

Dengan faktor perlambatan global serta fluktuasi harga komoditas yang turut menekan performa ekspor Indonesia, BI juga memandang defisit transaksi berjalan akan meleset dari sasaran awal 2,5 persen terhadap PDB.

BI memperkirakan defisit transaksi berjalan akan mencapai kisaran 2,5 persen-3 persen terhadap PDB pada keseluruhan tahun ini.

Adapun, inflasi tetap diproyeksikan rendah di kisaran 3,5 persen plus minus 1 persen dengan kecenderungan berada di bawah titik tengahnya.

Perry juga menegaskan adanya pengaruh meningkatnya tensi perang dagang antara AS dan China yang menekan nilai tukar rupiah sepanjang Mei 2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hadijah Alaydrus
Editor : Tegar Arief
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper