Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Bisa Turunkan Suku Bunga Akhir Tahun

Bank Mandiri melihat ruang bagi bank sentral untuk memangkas suku bunga acuan, 7-Day Reverse Repo Rate, sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,75 persen.
suku bunga
suku bunga

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Mandiri melihat ruang bagi bank sentral untuk memangkas suku bunga acuan, 7-Day Reverse Repo Rate, sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,75 persen.

“Kami melihat terdapat ruang bagi BI untuk memangkas BI-7DRRR pada akhir tahun ini sebesar 25 bps menjadi 5,75 persen,” ujar Kepala Ekonom PT Bank Mandiri Tbk. Andry Asmoro, Rabu (15/05/2019), malam.

Menurutnya, terdapat tiga faktor yang menentukan arah pergerakan BI-7DRRR, yakni tingkat inflasi, pergerakan suku bunga acuan The Fed, dan posisi neraca pembayaran.

Untuk inflasi sendiri, sampai dengan April 2019 masih sangat stabil dan terjaga, kemudian pergerakan suku bunga The Fed juga telah memberikan sinyal positif. Hasil pertemuan FOMC Maret 2019 lalu telah mengindikasikan bahwa The Fed tidak akan menaikkan FFR di tahun ini.

Arah kebijakan the Fed yang lebih dovish tersebut memberikan dampak positif bagi pasar keuangan global, seperti terlihat dari aliran modal asing yang telah kembali masuk ke negara-negara emerging market, termasuk Indonesia.

Faktor terakhir juga mendukung ruang pemotongan BI-7DRRR pada tahun ini. Defisit transaksi berjalan dilaporkan telah menyusut dari 3,59 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada kuartal IV/2018 menjadi 2,60 persen terhadap PDB pada kuartal I/2019.

“Seiring dengan terus membaiknya neraca perdagangan barang, kami memperkirakan defisit transaksi berjalan akan berkurang menjadi pada kisaran 2,6 persen terhadap PDB pada FY19,” kata Andry.

Penurunan defisit ini ditopang oleh sejumlah kebijakan yang sudah dijalankan pemerintah sejak tahun lalu.

Sementara itu, terkait dengan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (dolar AS), lebih disebabkan pada faktor musiman pembayaran dividen dan bunga utang luar negeri pada triwulan kedua, peningkatan impor barang konsumsi menjelang bulan Ramadan, dan meningkatnya tensi perang dagang antara AS dan Tiongkok.

“Menurut kami volatilitas nilai tukar tersebut hanya bersifat sementara dan kami memprediksi pada akhir tahun ini nilai tukar Rupiah akan berada pada kisaran Rp14.248 per dolar AS,” ungkap Andry.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hadijah Alaydrus
Editor : Tegar Arief
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper