Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kurang Terawat, Alasan Masjid Istiqlal Direnovasi

Sebagai pemenang lelang, Waskita akan mengerjakan paket renovasi yang mencakup penataan kawasan, arsitektur, interior, renovasi sistem mechanical, electrical, & plumbing (MEP), dan signage.
Masjid Istiqlal/wikipedia
Masjid Istiqlal/wikipedia

Bisnis.com, JAKARTA -- Kementerian Pekerjaan Umum & Perumahan Rakyat (PUPR) mendapat penugasan dari Presiden Joko Widodo untuk merenovasi Masjid Istiqlal. Kondisi masjid yang kurang terawat menjadi salah satu sebab pemerintah merenovasi total masjid yang dibuka sejak 1978 itu.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan,  niat merenovasi Masjid Istiqlal timbul saat presiden menerima kunjungan Perdana Menteri India, Narendra Modi pada Mei 2018. Saat itu, presiden mengajak PM Modi ke Masjid Istiqlal.

"Beliau surprise karena ternyata kondisinya sangat perlu direnovasi. Saya gak mau bilang kondisinya kumuh. Jadi kita bersihkan semuanya agar jadi lebih baik," jelas Basuki usai penandatanganan kontrak paket renovasi Masjid Istiqlal di Jakarta, Kamis (16/5/2019).

Kementerian PUPR kemudian menggelar proses pelelangan untuk memilih kontraktor pelaksana. PT Waskita Karya Tbk. kemudian memenangkan lelang dan telah ditetapkan sebagai pemenang dengan nilai kontrak Rp465 miliar.  Anggaran renovasi berasal dari APBN tahun jamak 2019-2020.

Sebagai pemenang lelang, Waskita akan mengerjakan paket renovasi yang mencakup penataan kawasan, arsitektur, interior, renovasi sistem mekanik, pelistrikan, & plumbing (MEP), dan signage.

Dalam proses renovasi, Waskita sudah melakukan persiapan. Fungsi Masjid Istiqlal tidak akan terhambat selama proses renovasi berlangsung. Di samping itu, renovasi juga tidak akan mengubah struktur masjid karya arsitek Frederich Silaban ini.

Berdasarkan laman resmi pengelola Masjid Istiqlal, masjid yang mulai dibangun pada 1961 ini mampu menampung 200.000 jemaah. Masjid Istiqlal juha memiliki kubah utama berdiameter 45 meter dan ditopang pilar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper