Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gapki Catat Ekspor Minyak Sawit Maret Naik 3%

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit (Gapki) mencatat ekspor minyak sawit pada Maret mencapai 2,96 juta ton atau tumbuh 3% dibandingkan dengan April yang hanya 2,88 juta ton.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit (Gapki) mencatat ekspor minyak sawit pada Maret mencapai 2,96 juta ton atau tumbuh 3% dibandingkan dengan April yang hanya 2,88 juta ton.

Dalam keterangan resminya jumlah ekspor minyak sawit termasuk biodiesel, oleochemical, CPO dan produk turunannya.

Meskipun mengalami peningkatan, Ketua Umum Gapki Joko Supriyono menilai itu masih kurang signifikan karena potensi yang seharusnya bisa lebih tinggi dari angka tersebut.

Menurutnya kinerja ekspor tergerus akibat perang dagang Amerika Serikat dan China yang tak kunjung usai juga mempengaruhi perdagangan minyak nabati. Pasalnya, stok minyak nabati milik AS yakni kedelai menjadi menumpuk dan membuat harganya jatuh.

"Ketika harga minyak keledai jatuh, harga minyak sawit pun ikut terdampak. Sehingga, walaupun volume ekspor bertumbuh, nilainya tidak bergerak signifikan," katanya Rabu Malam (15/5/2019).

Selain itu sentimen negatif Uni Eropa pun ikut berdampak pada kinerja ekspor. Adapun lesunya perekonomian di negara tujuan utama ekspor khususnya India juga berdampak sangat signifikan pada permintaan minyak sawit.

Pada bulan ketiga 2019, ekspor minyak sawit dan turunannya dari ke India membukukan penurunan tajam dari bulan sebelumnya yaitu dari 516.530 ton ke 194.410 ton.

"Perlambatan pertumbuhan ekonomi India yang hampir memasuki ambang krisis menyebabkan berkurangnya permintaan minyak sawit India baik dari Indonesia maupun Malaysia," imbuhnya.

Penurunan permintaan juga diikuti negara-negara Afrika sebesar 38%, Amerika Serikat 10%, Tiongkok 4% dan Uni Eropa 2%. Namun, kabar baiknya, total ekspor minyak sawit ke negara-negara di luar yang telah disebutkan mengalami peningkatan 60% dibandingkan bulan sebelumnya.

Peningkatan permintaan CPO dan produk turunannya dari Indonesia yang cukup signifikan datang dari Asia khususnya Korea Selatan, Jepang dan Malaysia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper