Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengusaha Otobus Kecewa dengan Program Mudik Gratis Kemenhub

Angkutan mudik gratis yang disediakan oleh Kementerian Perhubungan dinilai tidak mendukung keberadaan angkutan antarkota antarprovinsi (AKAP).
Ilustrasi - Pemudik menunggu masuk ke dalam bus mudik gratis program Kementerian Perhubungan di Terminal Giwangan, DI Yogyakarta, Sabtu (1/7)./ANTARA-Hendra Nurdiyansyah
Ilustrasi - Pemudik menunggu masuk ke dalam bus mudik gratis program Kementerian Perhubungan di Terminal Giwangan, DI Yogyakarta, Sabtu (1/7)./ANTARA-Hendra Nurdiyansyah

Bisnis.com, JAKARTA - Angkutan mudik gratis yang disediakan oleh Kementerian Perhubungan dinilai tidak mendukung keberadaan angkutan antarkota antarprovinsi (AKAP). Seharusnya mudik gratis dapat jadi sarana membumikan angkutan bus.


Pengurus Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno menuturkan, mudik gratis pemerintah seharusnya dapat dimanfaatkan dengan memaksimalkan bus AKAP.


"Mudik gratis menggunakan bus setiap tahun kian bertambah kapasitasnya. Namun disayangkan, [mudik gratis Kemenhub] mengutamakan menggunakan bus pariwisata," katanya, Minggu (12/5/2019).


Menurutnya, sebaiknya mudik gratis ini memanfaatkan bus reguler bekerja sama dengan Organisasi Angkutan Darat (Organda). Sisanya, baru menggunakan bus wisata, karena bisnis bus reguler terpuruk beberapa tahun ini.

Selain itu, tempat berangkat mudik bersama diharapkan tidak menggunakan Lapangan Monas atau Parkir Timur Senayan. Namun, seharusnya menggunakan Terminal Pulo Gebang yang sebenarnya sudah representatif untuk menampung banyak orang.


"Perlu membiasakan publik bila berangkat menggunakan bus umum dari terminal penumpang, bukan dari tempat yang bukan terminal," tuturnya.


Sementara itu, kehadiran bus pengangkut mudik bisa dilakukan ramp check oleh petugas terminal yang sudah terlatih, termasuk pemeriksaan kesehatan pengemudinya.


Kementerian Perhubungan menyediakan bus mudik gratis sejumlah 1.200 bus dari 2018 sebanyak 1.073 bus tumbuh 11%. Sementara itu, kuota pemudik meningkat menjadi 54.000 orang sari sebelumnya yang mencapai 44.041 orang tumbuh 18%.


Kuota truk angkutan sepeda motor pemudik pun meningkat menjadi 100 truk dari 2018 yang hanya 75 truk. Sementara sepeda motor yang dapat diangkut mencapai 3.500 unit dari tahun sebelumnya mencapai 2.673 unit.


Pengangkutan sepeda motor menggunakan truk ini dikhususkan bagi pemudik sepeda motor yang menuju kota-kota di Jawa Tengah, yakni Slawi, Pemalang, Pekalongan, Semarang, Demak, Jepara, Kudus, Pati.

Juga ada kota Blora, Purwodadi, Salatiga, Boyolali, Solo, Sragen, Klaten, Wonogiri, Wonosari, Yogyakarta Magelang, Temanggung, Wonosobo, Kebumen, Purwokerto, Banjarnegara, dan Cilacap dengan total menggunakan 880 bus.


Sementara itu ke arah Jawa Timur dengan tujuan 6 Kota yakni, Madiun, Tuban, Mojokerto, Kediri, Malang dan Pacitan menggunakan 35 bus. Ke arah Jawa Barat ada 5 kota tujuan, yakni Cirebon, Banjarpatoman melalui Tasikmalaya dan Ciamis, serta Kuningan, dengan 30 bus.


Adapun, bus menuju Sumatra dengan 3 kota tujuan, Lampung, Palembang dan Padang dengan total 25 bus yang diberangkatkan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper