Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Sosial memberikan ruang bagi Perum Bulog (Persero) untuk ikut serta memasok beras untuk gerai penukaran bantuan pangan nontunai (BPNT)
Menteri Sosial Agus Gumiwang mengatakan, sejak awal Bulog diperbolehkan untuk menjadi pemasok beras di gerai penukaran BPNT yakni eWarong. Hanya saja, menurutnya, Bulog tidak bisa diberikan hak monopoli karena pemerintah juga mengundang pengusaha lokal untuk ikut menjadi pemasok.
"Langkah ini kami gunakan untuk menumbuhkan perekonomian di tingkat lokal. Selain itu ini juga supaya keluarga penerima manfaaat (KPM) BPNT mendapatkan harga dan kualitas beras yang baik. Di samping itu agar ada kompetisi antara Bulog dan pemasok beras lain," jelasnya, Senin (13/5/2019).
Baca Juga
Dia menambahkan, dalam data Kemensos, Bulog telah ikut menjadi pemasok beras dalam program BPNT sebesar 48% dari total beras yang ada di eWarong, lantaran kualitasnya dianggap baik oleh KPM. Namun, lanjutnya, selebihnya Bulog perlu menyesuaikan dan memperbaiki harga dan kualitas pasokan berasnya di eWarong agar KPM tertarik membeli beras dari Bulog.
"Pembentukan eWarong pun dalam rangka pemerintah mendorong ekonomi ditingkat grassroot. Bagi Kemensos, yang paling utama adalah memberikan pelayanan terbaik bagi KPM (rakyat miskin), agar mereka bisa mendapat Bansos Pangan termasuk BPNT secara lebih baik dari segi kuantitas dan kualitas," tegasnya.
Adapun, sejak program bantuan sosial beras sejahtera dialihkan ke BPNT secara 100% sejak Mei 2019, Bulog mengaku kesulitan menyalurkan stok berasnya. Pasalnya, Bulog tak lagi memiliki saluran tetap untuk menyalurkan berasnya, selain melalui operasi pasar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel