Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indonesia Buka Peluang Impor Daging dari Argentina

Indonesia membuka peluang untuk mengimpor daging sapi dari Argentina dengan persyaratan produk hortikultura dari Tanah Air bisa masuk ke Negeri Tango.
Pedagang memotong daging sapi di Pasar Senen, Jakarta, Senin (29/4/2019)./ANTARA-Aprillio Akbar
Pedagang memotong daging sapi di Pasar Senen, Jakarta, Senin (29/4/2019)./ANTARA-Aprillio Akbar

Bisnis.com, JAKARTA — Indonesia membuka peluang untuk mengimpor daging sapi dari Argentina dengan persyaratan produk hortikultura dari Tanah Air bisa masuk ke Negeri Tango.

Dalam pertemuan antara Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dan Wakil Presiden Argentina Gabriela Michetti di Jakarta (8/5) dibahas kemungkinan perdagangan produk-produk pertanian kedua belah pihak.

Amran menjelaskan bahwa kedua belah negara sepakat menjalin kerja sama yang saling menguntungkan.

“Hal yang didiskusikan tadi menguntungkan kedua belah pihak. Beliau menyampaikan akan mempermudah ekspor produk hortikultura kita ke sana,” katanya dalam jumpa pers, Rabu (8/5/2019).

Amran menambahkan bahwa pihaknya secara khusus meminta Argentina untuk membuka akses pasar produk sayur dan buah seperti manggis, nanas, pisang dan salak.

Selain hortikultura, Amran juga meminta agar produk perkebunan seperti kopi dan lada bisa masuk ke negara Amerika Selatan itu. Sarang burung walet juga akan dicoba diekspor ke Argentina.

Kendati sama-sama sebagai negara tropis, lanjutnya, Argentina adalah salah satu negara pengimpor produk hortikultura terbesar. Amran mengatakan, 100% kebutuhan pisang dan nanas Argentina diimpor.

“Intinya kita membuka [pasar] dahulu. Selama ini kan produk kita transit di Singapura, kami maunya jangan transit di negara lain supaya ada nilai tambahnya di sini,” imbuhnya.

Sementara itu, Argentina meminta agar Indonesia membuka keran impor untuk kedelai, daging sapi, dan jagung. Namun, untuk jagung, Amran bersikeras tidak akan membuka keran impor karena produksi domestik sudah cukup memenuhi kebutuhan.

Untuk daging sapi dan kedelai, Amran melunak dengan memberikan persetujuan dengan persyaratan produk hortikultura, perkebunan, dan sarang burung walet bisa masuk ke Aregntina.

“[Daging sapi] menarik bisa menguntungkan karena dari Argentina harganya lebih murah. Prinsipnya Indonesia terbuka untuk importasi daging selama memenuhi persyaratan sesuai regulasi yang berlaku di Indonesia. Begitu juga dengan harga yang kompetitif,” jelas Amran.

Daging sapi Argentina, lanjutnya, akan masuk setelah dilakukan studi dan survei.

Terkait dengan impor komoditas lainnya dari Argentina, Indonesia telah mengeluarkan Sistem Keamanan Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT) melalui SK Menteri Pertanian No. 95/2018 yang berlaku hingga 2021 untuk komoditas anggur, apel, bawang bombay, bawang putih, blueberries, ceri, jeruk besar, gandum, jagung, tepung jagung, jeruk mandarin, kedelai, lemon, nektarin, persik, dan pir.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian I Ketut Diarmita menambahkan bahwa sebelum mulai mengimpor daging dari Argentina, pihaknya perlu mendapatkan gambaran industri peternakan negara tersebut.

“Gambaran itu termasuk pengawasan dan pengendalian penyakit mulut dan kuku. Kami lakukan review surat, dan lain-lain. Setelah kami anggap cukup dan boleh masuk persyaratan halal dan segala macam. Cek langsung ke peternakan kalau oke, ya kami oke,” katanya.

Ketut mengatakan bahwa Argentina menganut basis zona dalam pengendalian penyakit mulut dan kuku. Sementara itu, untuk harga daging kelas medium ditawarkan sekitar US$3 per kg. Menurutnya, untuk harga sebenarnya tidak jauh berbeda dengan yang ditawarkan Australia, tetapi dengan makin banyak pemasok daging ke Indonesia, harga akan menjadi kompetitif.

“Harga tidak jauh beda dengan Australia, tetapi bisa bersaing. Kami ini mencari dari berbagai negara supaya bisa menekan harga agar tidak ada monopoli. Kami belum swasembada daging sampai sekarang. Kami ini baru penuhi 67% kebutuhan lokal kami,” katanya.

Ketut menjelaskan bahwa proses impor akan bergantung pada hasil kesepakatan kedua belah pihak. “Istilahnya seperti barter, kami ambil daging dan dia ambil hortikultura,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper