Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

China: Kami Tak Takut Perang Dagang Dengan AS

China menyebut Amerika Serikat seharusnya mengedepankan konsultasi dengan cara yang tepat agar sengketa dagang antara China dengan AS bisa segera diselesaikan, bukan dengan mengenakan tarif tinggi.
Presiden AS Donald Trump bertemu dengan Wakil Perdana Menteri China Liu He di Kantor Oval Gedung Putih di Washington, AS, 4 April 2019./REUTERS/Jonathan Ernst
Presiden AS Donald Trump bertemu dengan Wakil Perdana Menteri China Liu He di Kantor Oval Gedung Putih di Washington, AS, 4 April 2019./REUTERS/Jonathan Ernst

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah China menyatakan tidak takut dengan ancaman pengenaan tarif impor yang tinggi atas produk negaranya sebagaimana disampaikan Presiden AS Donald Trump.

China menyebut Amerika Serikat seharusnya mengedepankan konsultasi dengan cara yang tepat agar sengketa dagang antara China dengan AS bisa segera diselesaikan, bukan dengan mengenakan tarif tinggi. 

Karena itu negara tersebut menyesalkan sikap yang diambil oleh Trump. “Mengenai perang dagang, China enggan berperang, tapi itu tidak berarti kami takut berperang dengan AS dan akan berperang bila perlu,” sebagaimana dikutip Reuters, Kamis (9/5/2019).

Hubungan dagang antara AS dengan China kembali memanas setelah Presiden Trump mengeluarkan ancaman baru terhadap China Minggu lalu. Ancaman itu berkaitan dengan pemberlakuan tarif baru atas barang impor asal China.

Pemberlakuan tarif tersebut merupakan kelanjutan dari perang dagang yang telah dikobarkan pemerintahannya terhadap China sejak pertengahan tahun lalu. Perang dilakukan dengan memberlakukan tarif impor tinggi atas barang China bernilai US$250 miliar. 

Besaran tarif yang diberlakukan akan dinaikkan dari 10% menjadi 25%. 

Perang tarif diberlakukan karena Trump menuduh China melakukan kecurangan dagang terhadap negaranya. Kecurangan dagang tersebut membuat AS harus menanggung defisit perdagangan besar dengan China.

Untuk meredakan ketegangan tersebut, AS dan China sejak awal tahun lalu berunding. Sampai bulan ini perundingan masih berlangsung meski berjalan alot.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper