Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Industri Kawat Baja Tak Nikmati Peningkatan Permintaan

Industri produk kawat baja (wire rod) hingga kini belum merasakan peningkatan permintaan. Serangan barang impor dan pengurangan anggaran proyek infrastruktur pemerintah menjadi faktornya.
Kawat baja/Reuters
Kawat baja/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA—Industri produk kawat baja (wire rod) hingga kini belum merasakan peningkatan permintaan. Serangan barang impor dan pengurangan anggaran proyek infrastruktur pemerintah menjadi faktornya.

Sindu Prawira, Wakil Ketua Gabungan Industri Produk Kawat Baja Indonesia (Gipkabi), mengatakan saat ini produksi pabrikan pabrik kawat baja, yang berupa mur, baut, sekrup, hingga paku, mengalami penurunan drastis.

“Faktor yang paling menganggu adalah produk impor. Data impor untuk produk paku melonjak, di sisi lain impor bahan baku turun,” ujarnya Kamis (9/5/2019).

Dari data Gipkabi, volume impor produk hilir kawat baja berupa paku dengan HS number 73170010 yang masuk ke Indonesia sepanjang tahun lalu sebesar 29.487,9 ton atau naik 56% dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara, pada 2017, volume impor naik 99% y-o-y dari 9.508,47 ton menjadi 18.951,47 ton.

Menurut Sindu, impor produk hilir kawat baja sepanjang tahun lalu naik signifikan karena penerbitan aturan impor besi dan baja. Namun, setelah pemerintah merevisi aturan tersebut melalui penerbitan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 110/2018, impor produk hilir kawat baja di pasar mulai berkurang.

Selain produk impor, dari segi serapan pasar juga stagnan, tidak terjadi kenaikan seperti yang diharapkan pabrikan. Sindu menyebutkan anggaran pemerintah untuk sektor infrastruktur berkurang dan lebih banyak dialokasikan untuk jaminan sosial. Pada tahun ini, anggaran untuk infrastruktur hanya naik Rp4,6 triliun dari sebelumnya, sedangkan anggaran infrastruktur pada 2018 naik senilai Rp31 triliun dari 2017.

Kondisi tersebut, menyebabkan produksi industri produk hilir kawat baja menurun yang tercermin dari impor wire rod, yang merupakan bahan baku sektor ini. Berdasarkan data Gipkabi, kebutuhan alloy wire rod (HS number 7227) yang diimpor pada 2017 mencapai sekitar 603.000 ton per tahun dan menurun pada tahun lalu menjadi sekitar 547.000 ton.

Pada tahun ini, kebutuhan kawat baja impor diperkirakan sekitar 408.000 ton per tahun. Adapun, kebutuhan total kawat baja dalam negeri sebesar 2,5 juta ton per tahun. “Impor produk kawat baja naik, sedangkan impor bahan baku wire rod justru turun,” jelas Sindu.

Lebih jauh, dia menuturkan impor produk hilir kawat baja banyak berasal dari China. Dari keseluruhan impor produk hilir senilai US$27,81 juta, impor dari China tercatat senilai US$24,27 juta sepanjang tahun lalu. Selain China, impor produk hilir kawat baja juga ada yang berasal dari Malaysia dengan nilai US$2,59 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper