Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Serapan Pemerintah Lesu, Penggiling Beras Kesulitan Cari Pasar

Lesunya serapan pemerintah berimbas pada sulitnya penggilingan kecil mencari pasar yang bisa menyerap beras hasil produksi di saat panen raya.
Penggilingan beras/Bisnis.com
Penggilingan beras/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Lesunya serapan pemerintah berimbas pada sulitnya penggilingan kecil mencari pasar yang bisa menyerap beras hasil produksi di saat panen raya.

Ketua Umum Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) Soetarto Alimoeso mengatakan anggotanya sudah ada yang melaporkan bahwa pembelian gabah oleh pemerintah menurun. Hal itu, tambahnya, berpengaruh besar kepada industri dari hulu sampai ke hilir.

"Jadi begini penggilingan ini biasanya pada bulan [panen raya] pemerintah selalu membeli. Namun, memang saya dapat laporan akhir-akhir ini pemerintah beli tidak sebanyak tahun lalu itu saja informasinya," katanya kepada Bisnis pada Selasa (7/5/2019).

Soetarto menjelaskan lemahnya pembelian oleh pemerintah mengakibatkan penggilingan kecil kesulitan mencari pasar. Berdasarkan data Perpadi, total usaha penggilingan padi nasional mencapai 182.000 unit, dengan penggilingan besar sebanyak 2.000 unit, penggilingan sedang 8.000 unit, dan terbanyak penggilingan kecil 172.000 unit.

Artinya, lanjut Soetarto, 94% penggilingan tergantung kepada pasar pemerintah yang kini sedang kesulitan menjual. Dengan begitu ada kemungkinan produksi akan berkurang. Hal ini yang tengah menjadi persoalan di lapangan.

"Outlet mereka untuk menjual sekarang tertutup jadi pasti akan mengurangi produksi. Dampaknya secara nasional adalah kemungkinan harga beras tidak akan melonjak tapi cenderung turun," katanya.

Dia menambahkan lesunya serapan pemerintah juga akan mendorong penggilingan kecil untuk tidak menyetok gabah atau beras karena tidak memiliki modal. Sementara konsumen akan menikmati harga yang relatif murah.

Namun, lanjutnya, tanaman pangan tidak dapat berkontribusi banyak dalam ekonomi makro yang berjalan. Hal tersebut bahkan sudah terefleksi pada pertumbuhan produk domestik bruto senilai 5,07%.

"Itu kan salah satunya peran tanaman pangan yang terjadi dekontraksi tidak mustahil salah satunya harga beras yang relatif turun," katanya.

Soetarto pun menyebutkan agar pemerintah tidak lagi mendorong tumbuhnya penggilingan kecil terutama di Jawa. Pasalnya kemampuan giling lebih besar daripada pasokan yang diterima. Total kapasitas penggilingan padi mencapai 200 juta ton gabah per tahun, sedangkan produksi padi per tahun hanya 56,5 juta ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper