Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tahun Ini Pasar Properti Dunia Bakal Kembali Bergairah

Memasuki 2019, harga properti di berbagai kota berkisar antara US$4.670 per kaki persegi seperti di Hong Kong, hingga US$730 per kaki persegi di Madrid, Spanyol.
New York, AS/istimewa
New York, AS/istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Pasar properti di seluruh dunia sempat mengalami perlambatan sepanjang 2018. Namun, memasuki 2019, mulai ada aktivitas pertumbuhan di sektor pasar residensial yang makin menarik bagi investor internasional dan pembeli.

Berdasarkan riset Savills World Cities Prime Residential Index 2019 dari 5 persen negara dengan pasar properti primer dunia seperti Hong Kong, Singapura, Tokyo, New York, dan London, seluruhnya memiliki daya tarik bagi pebisnis maupun pengunjung global.

Menurut Director of World Research Savills Sophie Chick, pertumbuhan harga hunian di kota-kota besar di dunia mengalami perlambatan pada semester II/2018. Savills World Cities Prime Residential Index mencatatkan kenaikan paling lemah pada periode tersebut sejak krisis finansial.

“Dari segi harga, Hong Kong tetap berada di lingkupnya sendiri, terus mendominasi indeks kami selama 10 tahun terakhir,” ungkap Chick, dikutip dalam keterangan resmi, Rabu (24/4/2019).

Adapun, memasuki 2019, harga properti di berbagai kota berkisar antara US$4.670 per kaki persegi seperti di Hongkong, hingga US$730 per kaki persegi di Madrid.

Saat ini, Hong Kong menduduki posisi pertama di US$4.670 per kaki persegi, sudah 56 persen lebih tinggi dibandingkan dengan peringkat keduanya, Tokyo. Sedangkan, New York dan London berada di posisi empat teratas, dan Shanghai berada di posisi kelima dari yang sebelumnya diduduki oleh Sydney.

Kemudian, di Eropa, harga properti paling mahal bisa ditemukan di London, diikuti oleh Paris, dan Moskwa. Properti mewah di Berlin dan Madrid juga memiliki nilai yang masih cenderung baik dengan harga masing-masing 42 persen dan 52 persen dibandingkan dengan harga properti Paris.

Selanjutnya, harga properti di San Francisco mulai terkerek melampaui Los Angeles hingga 16 persen dan keduanya juga sudah melampaui Miami. Adapun, di China, Shenzen dan Beijing bersaing dengan harga 17 persen di bawah harga di Shanghai.

Untuk properti ultramewah, dengan harga yang super tinggi yang biasanya digunakan sebagai rumah tinggal, polanya sama. London melampaui New York sebagai kota dengan harga properti ultramewah tertinggi ketiga dan Moskwa naik empat peringkat.

Selain harga properti residensial yang diperjual belikan, pasar properti sewa juga mengalami perlambatan pertumbuhan pada 2018. Namun, tak serupa dengan residensial biasa, pertumbuhannya masih lebih tinggi pada semester II/2018 dibandingkan dengan setengah tahun pertama.

“Imbal hasil hunian primer sudah mulai mengalmai penurunan sejak 2011, tapi tingkat penurunannya melambat. Kota-kota di China tercatat mendapat imbal hasil paling rendah, sedangkan Miami dan Los Angeles mendapat yang tertinggi,” sambung Chick.

Dengan sejumlah kota di dunia mulai memasuki tahap matang, diprediksikan tidak akan ada kenaikan harga rumah yang terlalu tinggi dan diprediksikan pasar residensial akan tetap bertumbuh stabil hingga masa mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Mutiara Nabila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper