Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Debat Capres : Jokowi Singgung Pemerataan, Jawa Masih Dominasi Penyerapan Kredit

Pasangan calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo mengatakan selama 5 tahun menjabat sebagai Presiden, dirinya telah berupaya melakukan pemerataan ekonomi. Namun, mengacu ke data Bank Indonesia, Pulau Jawa masih menjadi penyerap terbesar kredit bank.
Pasangan capres-cawapres nomor urut 01 Joko Widodo (kiri) dan Ma'ruf Amin mengikuti debat kelima Pilpres 2019 di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu (13/4/2019)./ANTARA FOTO-Wahyu Putro A
Pasangan capres-cawapres nomor urut 01 Joko Widodo (kiri) dan Ma'ruf Amin mengikuti debat kelima Pilpres 2019 di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu (13/4/2019)./ANTARA FOTO-Wahyu Putro A

Bisnis.com, JAKARTA – Pasangan calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo mengatakan selama 5 tahun menjabat sebagai Presiden, dirinya telah berupaya melakukan pemerataan ekonomi.

“Saya telah berjuang keras untuk mengembalikan watak asli negara Indonesia, yaitu tidak bertumpu pada pertumbuhan ekonomi saja, tapi bertumpu pada pemerataan,” katanya dalam debat putaran terakhir menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu (13/4/2019).

Salah satu strategi yang telah dilakukan adalah membangun infrastruktur di luar Pulau Jawa. Mantan Gubernur DKI Jakarta ini berharap hal ini akan berdampak kepada pertumbuhan industri kecil dan juga pada barang kerajinan di desa-desa.

Adapun penyaluran kredit perbankan menjadi satu indikator pertumbuhan ekonomi. Sepanjang 2018, Pulau Jawa masih mendominasi penyerapan kredit dari bank.

Kontribusi wilayah lain cenderung stagnan dan bahkan beberapa malah turun. Pulau dengan populasi penduduk terpadat tersebut membukukan pertumbuhan di atas rata-rata industri.

Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), penyaluran kredit di Pulau Jawa naik 13,43% secara tahunan (year-on-year/yoy) per Desember 2018. Capaian itu jauh lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan 2016 dan 2017, yang secara berurutan sebesar 7,6% yoy dan 7,8% yoy.

Sumatra adalah pulau kedua terbesar dalam hal penyerapan kredit. Pada 2014 dan 2015, kontribusi bagian paling barat Indonesia ini terhadap portofolio kredit industri perbankan di atas 12%.

Namun, setelahnya hingga Desember 2018, sumbangsih wilayah ini terus turun sampai pada posisi terakhir 11,6%. Pada periode itu, merosotnya permintaan pembiayaan dari industri pengolahan menjadi satu faktor perlambatan.

Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah mengatakan pekerjaan rumah semua pihak masih banyak untuk menstimulus penyaluran pembiayaan guna membangun ekonomi daerah lain yang masih tertinggal. Upaya memeratakan pembangunan belum sepenuhnya berdampak terhadap permintaan kredit.

“Pemerataan infrastruktur bisa menjadi awal yang baik, tapi perlu waktu,” ujarnya kepada Bisnis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhammad Khadafi
Editor : Annisa Margrit
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper