Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

70 Kontrak Jual Beli Listrik Dengan Pembangkit EBT Telah Diteken

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral optimistis target bauran energi baru terbarukan sebesar 23% pada 2025 akan tercapai lantaran telah ada 70 kontrak jual beli listrik atau power purchase agreement yang telah ditandatangani.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral optimistis target bauran energi baru terbarukan sebesar 23% pada 2025 akan tercapai lantaran telah ada 70 kontrak jual beli listrik atau power purchase agreement yang telah ditandatangani.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM FX Sutijastoto mengatakan 70 power purchase agreement (ppa) tersebut merupakan pembangkit berbahan baku energi baru terbarukan (EBT). Sebanyak lima diantaranya telah menentukan operasi komersial atau commercial operation date (COD).

Kemudian, 25 diantaranya belum menyelesaikan financial close atau pemenuhan pembiayaan. Sementara itu, sisanya masih melakukan konstruksi. 70 pembangkit tersebut ditarget akan beroperasi pada antara rentang waktu 2019-2020.

“PLTS banyak mau investasi di Indonesia, seperti dari Malaysia mau bangun IPP di lahan bekas tambang,” katanya kepada Bisnis, Rabu (10/4/2019).

Menurutnya, ESDM juga mendorong pemanfaatan listrik dari pembangkit EBT di wilayah pesisir Indonesia bagian timur karena harga bahan baku solar yang tinggi. Sebagai bantuan, ESDM akan mengkondusifkan pasar perikanan di pesisir dengan membangun cold storage maupun pabrik es untuk meningkatkan nilai jual hasil tangkapan.

Di atas bangunan tersebut, akan ditempatkan pembangkit tenaga matahari yang mampu menghasilkan listrik. Kombinasi pemanfaatan pembangkit juga akan dilakukan untuk memaksimalkan listrik yang dihasilkan.

“Seperti di Ambon mungkin kita kombinasikan angin dengan PLT Biomass dengan harga Rp1.500 atau Rp1.800 per kwh karena harga solar di sana kan jauh di atas,” katanya.

Selain itu, lahan-lahan bekas tambang juga didorong untuk menjadi tempat dibangunnya pembangkit tenaga surya.

Menurutnya, dengan banyaknya potensi EBT dan investor yang tertarik, target bauran EBT pada 2025 sebesar 23% akan tercapai. Apalagi, realisasi bauran EBT saat ini belum dhitung secara pasti.

Pasalnya, yang masih terhitung adalah pembangkit on grid yang dikelola PLN. Sementara, pembangkit off grid hingga saat ini belum dilihat potensinya.

"Kalau pusdatin [pusat data dan teknologi informasi] baru mencatat statstik PLN yang on grid, padahal yang off grid banyak yang langsung ke pabrik, itu pabrik tekstil di Medan kan banyak juga itu, terus beberapa perusahaan kelapa sawit,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper