Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kontribusi Minim, BPD Diminta Lebih Giat Salurkan Kredit ke Proyek Tol

Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) mendorong perbankan daerah untuk lebih gencar menyalurkan kredit ke proyek-proyek jalan tol. Dalam empat tahun terakhir, partisipasi bank daerah untuk proyek jalan tol dinilai masih minim.
ilustrasi: Antrian di gerbang Tol Tangerang-Merak/Istimewa
ilustrasi: Antrian di gerbang Tol Tangerang-Merak/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA -- Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) mendorong perbankan daerah untuk lebih gencar menyalurkan kredit ke proyek-proyek jalan tol. Dalam empat tahun terakhir,  partisipasi bank daerah untuk proyek jalan tol dinilai masih minim.

Kepala BPJT, Danang Parikesit mengatakan tingkat kelayakan proyek jalan tol kini mulai meningkat karena pemerintah terlibat dalam memberikan dukungan kelayakan maupun penjmainan. Oleh karena itu, risiko jangka panjang pada proyek tol dinilai bisa diserap oleh perbankan daerah sebagaimana eksposur perbankan umum lainnya.

"Kontribusinya sekarang kurang dari 1%. Kami ingin dorong agar kontribusinya bisa mencapai 5%-10%," ujarnya di Kantor BPJT, Jumat (5/4/2019).

Menurut Danang, dalam periode 2015-2019, pinjaman dari perbankan yang mengalir untuk proyek jalan tol mencapai Rp500 triliun. Pinjaman sebanyak itu dikucurkan untuk 54 proyek  jalan tol sepanjang 2.934 kilometer.

Danang mafhum, kapasitas BPD dalam membiayai proyek-proyek jangka panjang seperti jalan tol memang terbatas. Namun, hal itu tidak berarti mengurangi animo BPD. Dia beralasan, sejumlah BPD turut membiayai proyek jalan tol yang berada di wilayah kerjanya. Misal, Bank Papua dan Bank Maluku turut terlibat dalam kredit sindikasi di proyek jalan tol dalam kota Jakarta.

Secara umum, lembaga keuangan milik negara masih mendominasi pembiayaan jalan tol. Danang menyebut, Bank Mandiri, BRI, BNI, dan PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) memegang pangsa pembiayaan hingga 63,23%. Sementara itu, lembaga keuangan swasta berkontribusi 36,77% terhadap pembiayaan jalan dalam periode 2015-2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rivki Maulana

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper