Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lifting Migas di Bawah Target, Jonan Minta SKK Migas Lebih Serius

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan meminta jajaran SKK Migas dan kontraktor kontrak kerja sama (KKKS).
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan memberikan penjelasan pada Seminar Nasional Prospek Penerimaan Negara dari Mineral, Batubara dan Migas di Tahun Politik di Universitas Indonesia, Depok, Senin (1/4/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan memberikan penjelasan pada Seminar Nasional Prospek Penerimaan Negara dari Mineral, Batubara dan Migas di Tahun Politik di Universitas Indonesia, Depok, Senin (1/4/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA—Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan meminta jajaran SKK Migas dan kontraktor kontrak kerja sama (KKKS).

Menanggapi pencapaian lifting migas sepanjang kuartal I/2019 yang masih di bawah target APBN 2019, Jonan pun berkomentar.

SKK Migas mencatat pencapaian lifting migas sebesar 1,814 juta barrel of oil equivalent per day (boepd) selama Kuartal I/2019 atau 94.6% dari target APBN 2019 sebesar 2,205 ribu boepd.  

“Kontraktor dan SKK Migas perlu lebih serius menangani lifting secara teratur dan sesuai hasil produksi harian,” tuturnya ketika dihubungi Bisnis.com, Selasa (2/4/2019).

Khusus untuk lifting minyak dan kondensat sebesar 745.000 barrel oil per day (bopd) atau 96.1% dari target APBN 2019 sebesar 775.000 bopd. Di sisi lain, lifting gas bumi sebesar 1,069 juta boepd atau 93.8 % dari target APBN 2019 sebesar 1,25 juta boepd.

Dengan hasil yang ada, menurutnya, perlu ada kesungguhan untuk memenuhi target lifting migas. Jonan pun berharap Pertamina untuk menjaga produksi harian yang sudah dicanangkan.

Dihubungi terpisah, Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Wisnu Prabawa Taher mengatakan ada beberapa kendala yang dihadapi dalam operasi lifting migas kuartal I/2019 yang menyebabkan target tidak terpenuhi.

Sebut saja seperti terjadinya decline rate yang lebih tinggi dari perkiraan awal pada akhir 2018. Selain itu, masih menunggu maksimalnya hasil pemboran pengembangan, juga terjadi kemunduran jadwal pengeboran pengembangan karena cuaca dilepas pantai awal 2019.

“Adanya isu integrity fasilitas seperti kendala di perangkat fasilitas produksi, kebutuhan maintenance, dan lainnya,” katanya.

Namun demikian, menurutnya, SKK Migas berupaya mengatasi dan di perkirakan akan dapat lebih optimal di Kuartal II/2019 hingga akhir tahun.

Wisnu menambahkan beberapa KKKS juga sedang berusaha untuk mencapai lifting yang lebih optimal. Dia mencontohkan seperti Pertamina EP, Pertamina Hulu Mahakam, Pertamina Hulu ONWJ dan OSES, Medco E&P Natuna, Kangean Energy Indonesia, Premier Oil Indonesia dan Eni Muara Bakau.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper