Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Petani Pacu Kualitas, Harga Jagung Merangkak Naik

Dewan Jagung Nasional menyatakan kenaikan jagung ditengarai karena petani mulai melepas dengan kualitas bagus.
Pekerja mengemas jagung impor yang akan didistribusikan ke peternak di Gudang Bulog, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (24/1/2019)./ANTARA-Zabur Karuru
Pekerja mengemas jagung impor yang akan didistribusikan ke peternak di Gudang Bulog, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (24/1/2019)./ANTARA-Zabur Karuru

Bisnis.com, JAKARTA - Dewan Jagung Nasional menyatakan kenaikan jagung ditengarai karena petani mulai melepas dengan kualitas bagus.

Maxdeyus Sola, Sekretaris Jendral Dewan Jagung Nasional, mengatakan kenaikan harga jagung akibat anomali yang terjadi pada bulan sebelumnya. Menurutnya pada Februari penurunan harga jagung terlampau drastis dari Rp6.000/kg terjun di bawah Rp4.000/kg.

"Memang harga kemarin sempat anomali dari Rp6.000/kg anjlok ke bawah Rp4.000/kg, tapi setelah petani konsolidasi, mereka melihat ini ada permainan tidak benar. Jadi dia bertahan mengeringkan jagung dan menjual pelan-pelan," katanya kepada Bisnis pada Senin (25/3).

Sola mengatakan dengan melepasnya sedikit demi sedikit menyebabkan harga terkendali lagi. Pasalnya penurunan drastis pada bulan lalu tidak menguntungkan para petani.

Adapun pelepasan tergesa-gesa biasanya terjadi akibat ketidakpastian pasar dan ketakutan petani bahwa harga akan terjun bebas. Ketika digelontorkan ke pasar secara masif ternyata tengkulak beli murah.

"Jadi ini kadar air memang diperbaiki baru dilepas. Dengan demikian proses akan berjalan, karena kualitas diperbaiki pasti harga tidak akan murah. Kalau murah karena memang kemarin jual dengan kadar air tinggi," katanya.

Di sisi lain, Sola meminta pemerintah untuk mempertimbangkan pelepasan jagung impor yang dilaksanakan oleh Bulog sebesar 180.000 ton.

Pasalnya, berdasarkan info yang dia terima, jagung impor akan masuk pada minggu ini dan minggu depan dimana itu berbarengan dengan panen raya.

"Impor itu supaya jangan berpengaruh karena kebijakan utamanya kan jangan ganggu petani pada saat panen. Jadi mendistribusikan harus seimbang. Perlu dipertimbangkan jangan ganggu karena petani bisa rugi. Harus seimbang petani dan kebutuhan peternak," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper